Jun 19th 2023, 20:33, by Pandangan Jogja Com, Pandangan Jogja
Benny Susetyo, menilai Puan Maharani sedang memainkan peran politik Taufiq Kiemas yang mampu meyakinkan lawan politik masuk dalam satu barisan.
Pakar Komunikasi Politik, Benny Susetyo, mengatakan pertemuan Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak hanya dapat membangun citra positif. Namun, juga dapat mengubah peta koalisi Pilpres 2024.
"Politik diplomasi yang memiliki nilai kualitas tinggi dan bisa mengubah arah koalisi," ujar Benny, dalam rilis yang diterima redaksi, Senin (19/6).
Menurutnya, pertemuan itu menunjukkan bahwa Puan memiliki kemampuan politik tingkat tinggi. Dia mampu berdiplomasi untuk memulihkan hubungan kedua partai atas konflik yang terjadi di masa lalu.
Dengan diplomasi tersebut, lanjut dia, PDIP tengah menerapkan seni berpolitik bahwa tidak ada teman atau lawan yang abadi. Lawan di masa lalu dapat menjadi teman saat ini, begitu pun sebaliknya.
"Kemampuan itu dimiliki oleh Pak Taufik Kiemas yang mampu meyakinkan lawan politik untuk masuk dalam satu barisan untuk mendukung visi bersama," ucapnya.
Sementara itu, Dosen Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Gugun El Guyanie memandang pertemuan Puan-AHY merupakan langkah politik yang pragmatis sekaligus strategis untuk kedua pihak.
Disebut pragmatis karena pertemuan itu mungkin hanya soal politik jangka pendek untuk mengamankan kekuasaan melalui agenda politik terdekat, yaitu Pilpres 2024.
"Tentu tidak akan ada pertemuan dinasti Cikeas dengan dinasti Mega, kalau tidak ada peluang politik 2024," ucap Gugun, Senin (19/6).
Dia menyebut bukan tak mungkin jika ada kontrak politik antara PDIP dan Demokrat. Misalnya, Demokrat ingin bergabung dengan koalisi PDIP dengan syarat AHY menjadi cawapresnya Ganjar Pranowo.
"Walaupun secara historis hubungan PDIP dan Demokrat di era SBY dengan Megawati ibarat air dan minyak, sulit untuk disatukan, tapi bisa jadi pertemuan dua dinasti besar ini sebenarnya pertemuan yang strategis," ujarnya.
Pertemuan Puan-AHY bisa menjadi awal rekonsiliasi untuk membuka pintu koalisi kedua partai. Mengingat, PDIP dan Demokrat selalu beroposisi, baik saat SBY maupun Jokowi menjabat sebagai presiden.
"Selama SBY menjabat dua periode jadi presiden, PDIP selalu oposisi. Sebaliknya, ketika Jokowi naik jadi presiden dari PDIP, Demokrat oposisi," tutup Gugun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar