Search This Blog

Mengapa Gejala Lelah Mental Sering Didiskreditkan?

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Mengapa Gejala Lelah Mental Sering Didiskreditkan?
May 21st 2023, 17:17, by Aisyah Syafaanurani, Aisyah Syafaanurani

Ilustrasi, Image by Ryan McGuire from Pixabay
Ilustrasi, Image by Ryan McGuire from Pixabay

Ahli psikologi mendefinisikan kelelahan mental atau mental exhaustion sebagai keadaan di mana otak dan pikiran kita berada pada fase lelah dan stres luar biasa akibat aktivitas mental yang intens dan berkelanjutan. Kelelahan mental dapat dialami oleh siapa pun.

Gejala lelah mental umumnya diiringi dengan munculnya sikap apatis, sinisme, hingga rasa mudah terganggu. Kelelahan mental bisa timbul karena pikiran kita tidak mendapat jumlah dan kualitas istirahat yang sebanding dengan energi dan aktivitas mental yang digunakan.

Kondisi lelah mental tidak seharusnya diabaikan, karena bisa berdampak pada kemampuan kognitif dan fungsionalitas kita ke depannya.

Tidak hanya itu, kelelahan mental yang dibiarkan dalam jangka panjang juga bisa mempengaruhi gaya berpikir dan kondisi emosional kita ke arah yang lebih negatif.

Ilustrasi kesehatan mental ibu atau wanita alami depresi. Foto: aslysun/Shuttterstock
Ilustrasi kesehatan mental ibu atau wanita alami depresi. Foto: aslysun/Shuttterstock

Maka dari itu, kita harus bisa mengenali apakah kita sedang berada pada fase lelah mental. Dengan mengenali kondisi diri, akan lebih mudah untuk memulihkan kondisi kita.

Jika kondisi mental kita begitu penting, lantas kenapa masih banyak yang mendiskreditkan gejala terganggunya kondisi mental, seperti mental exhaustion?

Kemungkinan besar hal tersebut terjadi karena masih banyak yang belum mengetahui tanda-tanda seseorang mengalami kelelahan mental dan malah memberi stigma negatif pada orang yang sedang mengalaminya. Maka dari itu, pengetahuan dan kesadaran akan kesehatan mental perlu lebih digaungkan.

Bagi yang belum paham mengenai kondisi lelah mental, gejala lelah mental kemungkinan besar akan terlihat sama dengan rasa malas, karena memang keduanya tampak mirip.

Ilustrasi perempuan menjaga kesehatan mental. Foto: Shutterstock
Ilustrasi perempuan menjaga kesehatan mental. Foto: Shutterstock

Apabila kurangnya pemahaman ini dibiarkan terus menerus, gejala lelah mental tidak akan bisa teridentifikasi dan yang mengalaminya akan terus mendapat stigma buruk dari lingkungan sekitarnya dan tidak akan mendapat solusi atas keadaannya.

Informasi mengenai gejala kelelahan mental tidak hanya penting untuk mengevaluasi diri jika merasa sedang mengalami lelah mental dan untuk menemukan solusi, tetapi juga penting agar kita tidak terburu-buru memberi stigma negatif pada orang lain.

Gejala kelelahan mental sendiri tidak hanya mempengaruhi psikologis, tetapi juga fisik penderitanya. Menurut ahli psikologi, berikut adalah gejala yang paling umum apabila seseorang sedang mengalami kelelahan mental:

Pengaruh terhadap psikologis penderita:

1. Hilang atau berkurangnya ketertarikan dalam kegiatan sehari-hari

2. Hilang atau berkurangnya motivasi terhadap studi atau pekerjaan

3. Emosi lebih mudah terpantik, mengalami keraguan, meyakini bahwa hal buruk akan terjadi

Pengaruh terhadap fisik penderita:

1. Rasa lelah yang tidak ada habisnya, meski telah beristirahat

2. Perubahan pola tidur

3. Tekanan darah tinggi dan denyut jantung yang tidak teratur

Setelah mengetahui gejalanya, kita bisa melakukan beberapa hal untuk membantu mengurangi rasa lelah mental, di antaranya adalah:

Ilustrasi, Image by WOKANDAPIX from Pixabay
Ilustrasi, Image by WOKANDAPIX from Pixabay

1. Mengeliminasi pemicu stres, misalnya dengan membatasi penggunaan media sosial jika itu merupakan asal kelelahan mental kita

2. Menjadwalkan waktu untuk mengambil jeda dan beristirahat. Dengan beristirahat, tubuh dan pikiran kita akan mempunyai waktu untuk mengisi energi dan kembali beraktivitas

3. Mencoba melakukan hal baru, atau hanya melakukan hobi kita sebagai penyegaran agar aktivitas kita tidak terlihat monoton dan melelahkan

4. Apabila mempunyai orang terdekat, kita bisa saling bercerita. Dengan bercerita, kita tidak akan merasa sendiri. Mungkin saja dengan bercerita kita bisa mendapat penyelesaian atas masalah yang sedang kita hadapi

Di akhir hari, yang paling penting adalah kita hanya perlu fokus terhadap diri sendiri dan hal yang bisa kita kontrol saja. Selama kita sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik, jangan terlalu mengkhawatirkan hal yang berada di luar kendali kita.

Media files:
01h0ws1g50vt3yax66bwzs1en5.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar