Nov 24th 2024, 14:24, by Nicha Muslimawati, kumparanBISNIS
Konglomerat India, Gautam Adani, menghadapi tantangan serius dalam mendapatkan pendanaan setelah surat perintah penangkapan dikeluarkan oleh otoritas Amerika Serikat. Beberapa bank global mempertimbangkan untuk menghentikan pemberian kredit baru kepada Adani Group karena dugaan skema suap senilai USD 265 juta.
Menurut sumber Reuters, sejumlah bank global mempertimbangkan untuk menghentikan sementara kredit baru ke Adani Group setelah dakwaan AS tetapi tetap mempertahankan pinjaman yang ada
Lembaga pemeringkat S&P mengatakan, Adani Group membutuhkan akses rutin ke pasar ekuitas dan utang untuk mendukung rencana pertumbuhannya yang ambisius. Namun, kondisi saat ini bisa membuat perusahaan tersebut kesulitan menarik minat investor.
"Kami percaya bahwa bank domestik dan beberapa bank internasional serta investor obligasi memandang entitas Adani sebagai satu kelompok, sehingga mereka mungkin menetapkan batasan eksposur kredit terhadap grup ini," ujar S&P, dikutip Reuters, Minggu (24/11).
Namun, S&P menambahkan bahwa entitas yang diperingkat tidak memiliki jatuh tempo utang yang langsung dan tidak menentu.
Para eksekutif senior di dua perusahaan pemberi pinjaman global Adani mengatakan, mereka telah melakukan beberapa panggilan telepon di bank mereka masing-masing untuk membahas paparan terhadap grup tersebut dan apa dampak dakwaan tersebut terhadap posisi keuangannya.
Firma riset CreditSights menyoroti pembiayaan kembali untuk bisnis energi hijau konglomerat tersebut, yang menjadi pusat tuduhan, sebagai kekhawatiran jangka pendek terbesarnya.
Obligasi yang diterbitkan oleh Adani Group turun tajam untuk hari kedua pada hari Jumat dan meskipun saham sejumlah perusahaan Adani memulihkan sebagian kerugian hari Kamis, nilai pasar keseluruhan dari seluruh 10 saham telah turun sebesar USD 27,9 miliar selama dua sesi.
Energi Hijau Adani (ADNA.NS), yang menjadi pusat tuduhan AS, telah kehilangan hampir USD 7 miliar.
Pihak berwenang AS telah mendakwa Adani dan tujuh orang lainnya karena menyetujui pemberian suap kepada pejabat pemerintah India untuk memperoleh kontrak yang dapat menghasilkan keuntungan USD 2 miliar selama 20 tahun, serta untuk mengembangkan proyek tenaga surya terbesar di India.
Adani Group mengatakan tuduhan tersebut serta tuduhan yang dilayangkan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat dalam kasus perdata paralel adalah tidak berdasar dan dibantah dan pihaknya akan mencari semua upaya hukum yang memungkinkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar