Jul 10th 2024, 21:19, by Ochi Amanaturrosyidah, kumparanNEWS
Nama-nama aplikasi di sejumlah pemerintah daerah mendapat sorotan karena dianggap nyeleneh bahkan berkonotasi negatif, termasuk 'SIMONTOK' milik Pemkot Solo. Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, menyebut pihaknya akan segera mengevaluasi hal itu.
Aplikasi SIMONTOK adalah singkatan dari Sistem Monitoring Stok dan Kebutuhan Pangan Pokok. Aplikasi layanan ini, kata Teguh, sudah tersebar di tingkat kecamatan hingga kelurahan.
"Ya nanti akan kita lakukan evaluasi. Mana-mana saja di posisi mana. Kan itu aplikasi ada ditingkat kelurahan hingga kecamatan," ujar Teguh ditemui kumparan di Balai Kota Solo, Rabu (10/7).
Dia mengatakan, aplikasi itu dibuat setelah ASN Eselon IV selesai menempuh pendidikan dan diharuskan membuat aplikasi layanan perubahan. Nama-nama nyeleneh itu, kata Teguh, adalah bagian dari kreativitas para birokrat setelah pendidikan.
Teguh menyebut ia masih akan meninjau apakah nama aplikasi SIMONTOK akan diubah namanya atau tidak.
"Kita akan lihat dulu, tidak langsung reaktif. Coba kita dengarkan dulu sampai sejauh mana apakah itu berkembang lebih jauh, kan bisa toh masyarakat reaktif dan kontrol. Saya kira hal biasa," tuturnya.
Dia menegaskan tak akan ada sanksi bagi ASN yang membuat nama tersebut. Ia lalu mencontohkan nama program lainnya yang dianggap nyeleneh, misalnya Besuk Ki Amat atau program Belasungkawa Kirim Akta Kematian.
"Itu diperjelas Pak Rudy (Wali Kota Solo sebelumnya). Bukan besok kiamat. Jadi tidak ada [sanksi] itu kan kreativitas para birokrat setelah pendidikan. Ya nanti pasti dikoreksi itu," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar