Jan 5th 2024, 18:44, by Ochi Amanaturrosyidah, kumparanNEWS
Kemenhan memutuskan menunda pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas dari Turki dan memilih meng-upgrade pesawat tempur F-16 dan Sukhoi yang sudah dimiliki Indonesia.
Jubir Kemenhan dan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, menepis tudingan jika keputusan itu diambil sebagai strategi debat capres yang akan digelar Minggu (7/1).
"Penundaan itu terkait dengan kapasitas fiskal, artinya itu adalah keputusan Kementerian Keuangan, kemudian Kementerian Pertahanan. Kalau Kemenhan, dalam hal ini Pak Prabowo, sama sekali tidak ada perspektif politik terkait dengan kebijakan pertahanan," tegas Dahnil di Jakarta Selatan, Jumat (5/1).
Ia menegaskan, bagi Prabowo, terlalu murah jika perspektif kebijakan pertahanan dibangun dengan pendekatan elektoral politik. Sebab, jelasnya, wilayah udara Indonesia masih kosong dan sebenarnya hal itu tak boleh terjadi.
"Karena ada kapasitas fiskal tadi yang terbatas, akhirnya ya kita kembali seperti cara sebelumnya yaitu melakukan retrofit. Apakah ada penurunan kapasitas pertahanan udara kita? Ya pasti. Harusnya dengan adanya Mirage itu kapasitas pertahanan udara kita bisa lebih baik dibandingkan dengan pelaksanaan retrofit selama ini," tuturnya.
Saat memutuskan untuk membeli Mirage 2000-5, menurut Dahnil, bukannya tak memikirkan beban fiskal yang tinggi.
Menurutnya, ada perkembangan geo politik, geo strategis, dan kebutuhan lainnya tak hanya di Kemenhan tapi juga di APBN.
"Kalau ditanya tidak dipertimbangkan, dipikirkan, atau mitigasi, tentu kalau [itu] ditanya di semua kementerian, yang kita sodorkan hal ideal. Kemudian apakah anggaran tersedia atau tidak, diskursusnya Kementerian Keuangan, Bappenas, dan awalnya oke tapi ada perkembangan keuangan negara kemudian harus ditunda," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar