Jun 30th 2023, 23:39, by Pandangan Jogja Com, Pandangan Jogja
Baru saja mulai nyanyi Indonesia Raya, lantai bergetar.
"Lantai tempat kami berdiri terasa bergetar, air minum di gelas di atas meja juga goyang-goyang. Kami saling berpandangan, karena kami lagi khusyuk nyanyi Indonesia Raya," kata warga Yogya Hasto Prakoso, 50 tahun, mengawali ceritanya mengenai gempa Yogya pada Jumat (30/6) malam.
Bersama 50-an warga, Hasto Prakoso sedang menggelar acara sarasehan penutupan rangkaian Bulan Bung Karno di Lapangan Pasar Senen, Pathuk, Ngampilan, Yogyakarta pada Jumat (30/6) malam pukul 19.53 saat gempa 6.0 magnitudo dirasakan begitu keras di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya.
Acara baru saja dimulai dan peserta sarasehan baru saja memulai lagu Indonesia Raya. Tiba-tiba, seturut cerita Hasto, lantai tempat berdiri terasa bergetar dan air minum di atas meja bergoyang. Tapi tak ada satupun warga peserta sarasehan yang berhenti bernyanyi dan meninggalkan Lapangan Pasar Senen tempat berlangsungnya acara.
"Malah makin kencang nyanyinya. Hiduplahhhhh Indonesia Rayaaa, makin keras pokoknya. Tidak ada satupun yang berhenti nyanyi atau nyeletuk ada gempa. Nah, sesaat usai nyanyi baru kasak-kusuk."
"Persis usai nyanyi, Pak Idham Samawi yang berdiri di samping saya langsung nanya, Has gak ada gedung tinggi di sekitar kita kan? Saya jawab manteb saja, aman Pak!" kata Hasto Prakoso sambil tertawa.
Idham Samawi adalah anggota DPR RI dari DIY fraksi PDI Perjuangan dan juga merupakan Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPP PDI Perjuangan. Malam itu Idham Samawi menjadi salah satu pembicara acara bersama Hasto Prakoso.
Warga Bantul yang juga Wakil Sekjen Senapati Nusantara, Nurjianto, saat gempa terjadi sedang berkumpul bersama 20-an pecinta keris Yogya di Sanggar Keris Mataram dalam pertemuan bulanan pecinta keris.
Acara pertemuan dimulai pukul 19.30 dan dirinya sebagai Wasekjen Senatapi Nusantara baru saja melaporkan acara Pameran Keris Kamarogan yang berlangsung awal Juni. Tiba-tiba gempa terjadi yang membuat rumah Joglo Sanggar Keris Mataram bergoyang. Namun tidak ada satupun pecinta keris yang beranjak dari tempat duduknya.
"Kami langsung membahas soal gempa ini. Dan kita melihat lagi primbon-primbon Jawa Kuno ternyata gempa malam hari di bulan Besar itu pertanda baik. Jadi kalau penanggalan Jawa, sekarang ini Bulan Besar atau Bulan Haji di penanggalan Islam. Gempa malam hari di Bulan Besar itu pertanda datangnya kebagiaan dan kemakmuran.
"Apalagi kalau disertai hujan. Malam ini tidak hujan tapi menurut kami tetap gempa malam ini, pertanda baik. Kita lihat politisi yang kemarin saling keras, sekarang melunak dan saling ketemu di tanah suci. Jadi warga musti berpikiran positif dengan gempa malam ini," papar Nurjianto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar