Search This Blog

Penyebab Ibu Alami Depresi Setelah Menyapih Anak

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Penyebab Ibu Alami Depresi Setelah Menyapih Anak
Oct 30th 2024, 15:36, by Eka Nurjanah, kumparanMOM

Penyebab Ibu Alami Depresi Setelah Menyapih Anak. Foto: Shutterstock
Penyebab Ibu Alami Depresi Setelah Menyapih Anak. Foto: Shutterstock

Perubahan emosional rentan dialami oleh ibu. Bila Anda terbiasa mendengar ibu mengalami depresi pascapersalinan, tetapi sebenarnya depresi juga bisa dialami pada fase lain, yakni ketika menyapih anak.

Ya Moms, depresi usai menyapih atau menghentikan proses menyusui si kecil mungkin dialami oleh beberapa ibu, dengan gejala seperti timbul perasaan sedih, cemas, atau bahkan putus asa.

Dikutip dari Parents, depresi setelah menyapih terjadi akibat fluktuasi hormon maupun stres psikologis. Beberapa penelitian menunjukkan tentang bagaimana berhenti menyusui dapat menyebabkan gejala seperti depresi dan kecemasan.

Gejala Depresi Setelah Menyapih

Profesor asal New York–Presbyterian Hospital, Weill Cornell Medical College, bernama Gail Saltz menjelaskan, ada beberapa gejala usai menyapih yang muncul setelah ibu berhenti menyusui. Beberapa di antaranya adalah:

-Lebih mudah tersinggung

-Sedih berlebihan hingga menangis

Ilustrasi ibu depresi usai menyapih. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi ibu depresi usai menyapih. Foto: Shutter Stock

-Hilangnya kesenangan dalam melakukan aktivitas yang biasanya terasa menyenangkan

-Kelelahan

-Sulit berkonsentrasi

Penyebab Ibu Alami Depresi usai menyapih Anak:

Kenapa sih depresi setelah menyapih bisa terjadi? Pakar menjelaskan, kondisi ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi dalam tubuh saat menyusui dihentikan. Depresi ini juga ada kaitannya dengan psikologis, terutama jika Anda menyapih lebih awal dari yang direncanakan.

Berikut adalah beberapa penyebab timbulnya depresi pascamenyapih:

1. Penurunan Oksitosin

Saltz mengatakan, hormon oksitosin yang meningkat selama menyusui akan berangsur menurun ketika Anda mulai menyapih si kecil.

"Karena ini [oksitosin] adalah hormon yang mempererat ikatan dan memberikan perasaan senang. [Seseorang] mungkin kehilangan perasaan senang dari oksitosin dan mengalami rasa kehilangan dan kesedihan yang lebih intens," ujar Saltz.

Ilustrasi ibu depresi usai menyapih. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi ibu depresi usai menyapih. Foto: Shutter Stock

2. Penurunan Tiba-tiba Kadar Prolaktin

Hormon prolaktin kerap dikaitkan dengan perasaan tenang, dan biasanya meningkat selama proses menyusui. Namun, ketika frekuensi menyusui berkurang, maka hormon ini pun akan mengalami penurunan. Dan gejalanya mungkin lebih parah ketika Anda berhenti menyusui secara tiba-tiba, dan bukan bertahap.

"Penurunan tiba-tiba hormon ini saat penyapihan dapat menyebabkan [perasaan tidak enak]," ucap Saltz.

3. Penurunan Estrogen

Bagi sebagian ibu, perubahan kadar estrogen terjadi lebih lambat. Namun, tetap bisa memengaruhi suasana hati, sehingga membuat Anda lebih rentan tertekan atau mudah tersinggung.

Di sisi lain, ada beberapa hal yang dapat memperbesar risiko depresi setelah menyapih.Apa saja?

-Berhenti menyusui secara tiba-tiba

-Berhenti menyusui lebih awal dari yang diinginkan

-Memiliki gejala kecemasan atau depresi sebelum menyusui

-Mengalami masalah kesehatan mental.

Media files:
f5vtt78gnu70sgvbjev2.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar