Search This Blog

Penegak Hukum RI yang Pakai Pegasus Buatan Israel Diimbau Waspada

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Penegak Hukum RI yang Pakai Pegasus Buatan Israel Diimbau Waspada
Sep 23rd 2024, 11:03, by Andreas Gerry Tuwo, kumparanNEWS

Penegak hukum di Indonesia diduga kuat memakai spyware buatan Israel, Pegasus. Pengamat pertahanan Khairul Fahmi meminta pengguna Pegasus waspada bahkan pikir ulang untuk tetap gunakan itu.

Seruan Fahmi, yang disampaikan pada podcast Diptalk di YouTube kumparan, terkait ledakan pager dan walkie-talkie di Lebanon pekan lalu. Kejadian itu menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya.

Hizbullah, sebagai korban serangan, menduga kuat Mossad dan Unit 8200 Israel dalang serangan.

DipTalk bersama Pengamat Pertahanan Khairul Fahmi. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
DipTalk bersama Pengamat Pertahanan Khairul Fahmi. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan

Menurut Fahmi apa yang terjadi di Lebanon membuktikan betapa berbahayanya senjata Israel. Sehingga, jika benar ada penegak hukum memakai senjata Israel, itu mesti dikaji ulang pemakaiannya.

"Ada yang bilang begitu (penegak RI pakai Pegasus), tapi kan itu belum kita konfirmasi. Cuma kita perlu mengingatkan dengan kejadian ini, Nah, kita harus mengingatkan supaya kita betul-betul berhati-hati dalam gunakan perangkat ini," kata Fahmi.

Fahmi menegaskan, Israel bisa saja menggunakan Pegasus yang dipakai Indonesia dengan tujuan buruk. Sebab, Indonesia adalah negara pendukung kemerdekaan Palestina yang sampai sekarang dijajah Israel.

Seorang pria memegang perangkat walkie talkie setelah ia melepas baterainya saat pemakaman korban yang tewas saat ratusan perangkat pager meledak di seluruh Lebanon di pinggiran selatan Beirut, Rabu (18/9/2024). Foto: Anwar Amro/AFP
Seorang pria memegang perangkat walkie talkie setelah ia melepas baterainya saat pemakaman korban yang tewas saat ratusan perangkat pager meledak di seluruh Lebanon di pinggiran selatan Beirut, Rabu (18/9/2024). Foto: Anwar Amro/AFP

"Ya, tentu mau tidak mau, kita harus siap berhadapan langsung atau tidak langsung dengan Israel. karena Israel ini tadi ya, lebih mengutamakan operasi-operasi clandestine, operasi-operasi yang tidak terlihat, tentu teknologi yang menjadi kuncinya," papar dia.

"Ketika kita menggunakan produk-produk ini, spyware bahkan ini dari Israel, bukan tidak mungkin, kerentanan atau celah keamanan kita makin besar Ya istilahnya, kalau benar itu Pegasus itu ya bikinan Israel dan kita menggunakan Israel. Dan yang menggunakan adalah instansi penting di Indonesia. Penegakan hukum mungkin ya. Hati-hati saja itu," pinta dia.

Spyware Pegasus buatan Israel. Foto: motioncenter/Shutterstock
Spyware Pegasus buatan Israel. Foto: motioncenter/Shutterstock

Dikarenakan besarnya potensi bahaya, Fahmi mendorong pihak-pihak keamanan di Indonesia menciptakan spyware sendiri tanpa bergantung pihak lain, apalagi Israel.

"Kalau memang itu dirasa menjadi kebutuhan, ya gimana caranya kita harus. Ini talenta-talenta digital kita ini diajak mikir, ayo bantu kami bikin spyware, spyware merah putih bahkan misalnya begitu," ucap Fahmi.

"Supaya kita tidak tergantung pada produk dari negara yang punya potential conflict dengan kita. Ya Israel potential conflict-nya begitu besar. Jadi kita itu harus hati-hati untuk mengkonsumsi software maupun hardware dari pihak lain," pungkas dia.

Penggunaan Pegasus

Dugaan adanya penggunaan Pegasus oleh penegak hukum RI mencuat 2021 lalu. Kala itu, penyidik senior KPK, Novel Baswedan menyampaikan via twitter pribadinya, bahwa handphone telah mengalami peretasan. Dia juga mengungkap akun Telegram miliknya dan milik Sujanarko direktur PJKAKI KPK, telah diretas.

Peretasan itu dikaitkan dengan kemungkinan penggunaan Pegasus buatan perusahaan Israel, NSO Group. WhatsApp pernah menyampaikan perusahaan Israel itu terlibat dalam peretasan pengguna WhatsApp.

Kemudian pada Mei 2021 Anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon, menyebut Indonesia memang memakai Pegasus. Menurutnya, sudah lama alat itu digunakan oleh para intelijen Indonesia, terutama menangani terorisme.

"Iya kita punya. Kita punya di Donggala, di Poso (Sulawesi Tengah) kita punya suka pakai. Sama di Papua, Pegasus," kata Effendi, Jumat (21/5).

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar