Sep 28th 2024, 18:33, by Reza Aditya Ramadhan, kumparanTRAVEL
Gemercik air dari kepakan sayap sekor bebek terdengar sayup di tengah Sungai Reuss di Lucerne, Swiss, pada Selasa sore pekan lalu.
Begitu juga angsa putih berparuh kuning berenang ke tepian sungai dan tengah sembari mengangguk-anggukan kepala sambil sesekali mengibaskan sayapnya.
Di ujung jalan di tepian sungai, terdengar gema suara sekumpulan orang berbicara berbagai bahasa. Yang terdengar lantang adalah suara kumpulan orang dari Korea Selatan. Mereka ramai-ramai bergerombol dalam satu grup dengan membawa semacam bendera kecil penanda salah satu travel agent yang membawa mereka. Mereka adalah turis asal Korea Selatan yang sedang melancong ke Swiss.
Ya, begitulah suasana Kota Lucerne, Swiss, pada Selasa sore pekan lalu. kumparan mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi kota indah itu sebagai satu-satunya media di Indonesia yang diundang langsung oleh Switzerland Tourism.
Lucerne merupakan nama sebuah kanton di Swiss. Janna Ottiger, salah satu guide yang membersamai kumparan, mengatakan kanton ini jika di Indonesia setara dengan provinsi. Di Swiss terdapat 26 kanton. Di dalam kanton-kanton itu terdapat kota-kota, Kota Lucerne ini adalah nama yang sama dari kanton tersebut.
Kota Lucerne ini populasinya kurang lebih 82 ribu orang. Kota ini terletak di muara Sungai Reuss dari Danau Lucerne.
Ini adalah pusat sosial dan budaya di Swiss bagian tengah. Lucerne diuntungkan di satu sisi dari lokasinya yang indah karena terdapat Danau Lucerne dan lokasinya yang dekat dengan Pegunungan Alpen.
Bangunan yang ikonik dari Lucerne ini adalah Chapel Bridge yang membentang di antara Sungai Reuss.
Jembatan ini dibangun pada paruh pertama abad ke-14 sebagai bagian dari benteng kota. Di tiap panel-panel di dalam jembatan itu, terdapat lukisan-lukisan yang dari abad ke-17 menggambarkan pemandangan dari sejarah Swiss dan kota serta kehidupan santo pelindung Lucerne.
Nah, di jembatan itu, terdapat juga Menara Air atau dalam bahasa setempat menyebutnya Wassertum. Menara segi delapan ini, tingginya lebih dari 34 meter, dibangun sekitar tahun 1.300 sebagai bagian dari benteng kota. Ini telah digunakan sebagai ruang arsip, perbendaharaan, penjara dan penyiksaan. Sekarang menjadi daya tarik khas Lucerne dan monumen yang paling banyak difoto di Swiss.
Janna kemudian membawa kumparan untuk mengelilingi bagian lain dari kota tua di Lucerne. Suasana sore hari Kota Lucerne dengan suhu 9 derajat celcius, tidak menyurutkan semangat kami untuk jalan-jalan sore di Kota Lucerne.
Selain Janna, rombongan kami juga terdiri dari wartawan Filipina Kristine Dabbay dan juga Marketing & Communication Manager Southeast Asia Switzerland Tourism Nazrul Jumahat.
Kami kemudian ditunjukkan sisi lain dari bangunan-bangunan tua yang ada di Kota Lucerne. Sebagian dari bangunan tua itu sudah beralih menjadi restoran hingga hotel. Namun tidak mengubah ciri khas bangunan dengan konsep klasik khas abad 13.
Di kota tua ini terdapat alun-alun indah yang diapit oleh bangunan-bangunan yang memuat lukisan bersejarah. Yang paling menarik untuk dilihat adalah Weinmarkt, Mühlenplatz, Hirschenplatz, dan Kornmarkt.
Di Kota Lucerne ini, mayoritas warga lokalnya berbahasa Jerman. Swiss memiliki 4 bahasa resmi. Selain Jerman, ada juga Prancis, Italia dan Romansh. Bahasa Jerman di Swiss lebih dominan, yaitu sekitar 70% digunakan oleh warga untuk berbicara sehari-hari.
Setelah kita mutar-mutar di kota tua, giliran kita melihat lebih dekat Stasiun Kereta Lucerne. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api utama di kota Lucerne. Stasiun yang dibuka pada tahun 1859 ini merupakan stasiun tersibuk keempat di Swiss dengan sekitar 167.000 penumpang per hari.
Stasiun ini lokasinya persis di depan Danau Lucerne.Janna mengatakan pilar megah di depan stasiun ini merupakan bangunan asli dari tahun 1800-an.
Naik Kapal di Danau Lucerne
Nah, giliran nih kita naik kapal untuk berlayar di Danau Lucerne. Kalau mau naik kapal ini lokasinya cukup strategis karena berada di depan Stasiun Lucerne. Kapal ini bukan cuma buat turis, tapi juga bagian dari transportasi publik warga sekitar.
Kapal yang kami naiki ini hanya perjalanan singkat dari dermaga Luzern Bahnhofquai menuju ke dermaga Vitznau. Jarak tempuh yang kami lalui hanya sekitar 40 menit.
Sales Manager International of Lake Lucerne Meret Geissbühler mengatakan terdapat sejumlah jenis kapal yang ingin kita naiki ketika mengarungi Danau Lucerne ini. Tergantung dari kebutuhan turis apakah hanya ingin perjalanan pendek atau full melintasi Danau Lucerne yang luasnya mencapai 114 kilometer per segi itu.
Dari atas kapal, pemandangannya luar biasa keren banget. Air Danau Lucerne yang hijau tampak terlihat sejauh mata memandang. Rumah-rumah dan juga hotel-hotel di pinggir danau terlihat menjulang dengan dikelilingi hijau rumput kering di penghujung musim gugur.
Selama perjalanan ke Vitznau, kami berhenti di beberapa dermaga. Di antaranya adalah dermaga Weggis.
Bagaimana kalau mau ke Kota Tua Lucerne sembari naik kapal keliling Danau Lucerne?
Caranya sangat mudah. Kalian cuma perlu daftar dan register Swiss Travel Pass di website ini: myswitzerland.com. Nah kalau pakai Swiss Travel Pass ini, kita bisa gratis naik transportasi publik di Swiss, termasuk kapal yang kami naiki ini. Juga termasuk gratis ke berbagai museum yang ada di Swiss.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar