Sep 2nd 2024, 10:09, by Andreas Gerry Tuwo, kumparanNEWS
Sebanyak enam orang Israel yang disandera Hamas ditemukan tewas pada Sabtu (31/8). Kematian mereka memicu seruan aksi mogok massal di Israel.
Keenam orang tersebut merupakan bagian dari 251 warga yang disandera Hamas sejak serangan tak terduga pada 7 Oktober 2023 lalu. Serangan itu menjadi justifikasi Israel menyerang Gaza tanpa pandang bulu.
Menurut keterangan militer Israel, sebanyak 33 dari 251 warganya yang disandera diyakini kehilangan nyawa.
Keenam sandera yang ditemukan tak bernyawa Sabtu lalu adalah Carmel Gat, Eden Yerushalmi, Almog Sarusi, Ori Danino, Hersh Goldberg-Polin, dan Alexander Lobanov.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari menyebut, keenam orang itu disandera pada pagi hari tanggal 7 Oktober 2023.
"Mereka dibunuh dengan brutal oleh Hamas sesaat sebelum kami menggapai mereka," tuding Hagari seperti dikutip dari AFP.
Pejabat Hamas, Izzat al-Rishq, membantah tuduhan Israel. Dia percaya bom Israel sendiri yang membuat keenam tawanan itu tewas.
Tuduhan Hamas turut pula dibantah Israel. Kementerian Kesehatan Israel bahkan balik menuding keenam orang itu dibunuh lewat tembakan jarak dekat anggota Hamas.
Demo
Kematian enam orang memicu warga Israel menggelar demo pada Minggu (1/9). Sebanyak puluhan ribu orang dilaporkan turun ke jalan Tel Aviv dan beberapa kota besar lainnya.
Tuntutan puluhan ribu orang di Israel sama. Mereka menginginkan kesepakatan pelepasan sandera di Gaza segera disetujui.
Di Tel Aviv, demonstran memblokir jalan tol hingga bentrok melawan aparat. Polisi di Israel menyatakan, protes tersebut ilegal sehingga mereka berhak membubarkan massa.
"Jika bukan karena penundaan, sabotase, alasan, berbulan-bulan upaya mediasi maka enam sandera itu kemungkinan masih hidup," ucap kelompok keluarga korban penyanderaan.
Perwakilan keluarga korban meminta warga Israel untuk menggelar mogok massal. Itu ditujukan untuk memaksa Pemerintah Israel segera menyetujui kesepakatan pelepasan sandera.
Sementara itu, lebih 40 ribu jiwa warga Gaza tewas akibat agresi brutal Israel sejak 7 Oktober 2023, mayoritas anak-anak dan wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar