Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui sambungan telepon pada hari Minggu (28/4). Pembicaraan itu tentang pembebasan sandera Israel oleh Hamas hingga gencatan senjata.
"Meninjau pembicaraan yang sedang berlangsung untuk menjamin pembebasan sandera dan gencatan senjata segera di Gaza," demikian pernyataan Gedung Putih, ketika upaya diplomatik semakin intensif untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, dikutip dari AFP.
Pemerintah Israel mendapat tekanan kuat dari sekutu globalnya untuk mencapai gencatan senjata, serta dari para pengunjuk rasa di Israel yang menuntut pembebasan sandera yang ditangkap oleh Hamas.
Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat telah berusaha menengahi gencatan senjata baru selama berbulan-bulan.
"(Biden dan Netanyahu) juga membahas peningkatan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza termasuk melalui persiapan pembukaan penyeberangan utara baru mulai minggu ini," kata pernyataan itu.
"Presiden menekankan perlunya kemajuan ini dipertahankan dan ditingkatkan melalui koordinasi penuh dengan organisasi kemanusiaan," sambungnya.
Ketika lembaga-lembaga kemanusiaan mengeluarkan peringatan yang semakin mengerikan mengenai krisis di Gaza, Israel mendapat tekanan yang semakin besar – secara global dan khususnya dari Amerika Serikat – untuk mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke wilayah tersebut.
Biden juga menegaskan kembali posisinya yang jelas terhadap setiap serangan Israel di kota Rafah di Gaza selatan, kata pernyataan itu.
Netanyahu telah berjanji untuk mengirim pasukan ke Rafah, tempat lebih dari 1,5 juta warga sipil mengungsi.
Pemerintahan Biden, meski mendukung Israel, telah berulang kali menyuarakan kekhawatiran atas banyaknya korban sipil dalam serangan Gaza dan telah menekan Israel untuk menunda serangan Rafah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar