Nov 10th 2023, 10:35, by Wendiyanto Saputro, kumparanBISNIS
Bakal Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto, mengeluhkan susahnya mendapat kredit bank. Selain saat ini menjabat Menteri Pertahanan dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo yang berlatar militer itu juga dikenal sebagai pengusaha.
Sebagai pebisnis, tentu saja dia memerlukan pembiayaan atau kredit untuk mengembangkan usahanya. Tapi menurutnya, hal itu susah didapatkan bank.
"Tahu enggak banyak yang takut gue jadi presiden?" kata Prabowo saat menerima dukungan dari Barisan Pengusaha Pejuang (BPP), Rabu (8/11).
BPP diinisiasi oleh menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution. Prabowo memberi penjelasan kenapa bankir takut dia jadi Presiden, karena selama ini mereka sulit memberikan kredit kepadanya.
"Kita minta kredit susahnya bukan main, hadeh. Gue ini jenderal, letjen. Gini-gini mantan Pangkostrad, mantan Danjen Kopassus, bintangnya seabrek," ujar Prabowo.
Kata OJK Agar Kredit Tak Ditolak
Dikutip dari laman resmi OJK, sikapiuangmu.ojk.go.id, agar pengajuan kredit tak ditolak bank maka salah satunya harus menjaga riwayat kredit.
"Pernah enggak sih mendengar kalau ada orang yang pengajuan kreditnya ditolak? Enggak mau kan jadi salah satu orang tersebut? Salah satu caranya adalah dengan menjaga riwayat kreditmu," tulis OJK di laman tersebut.
Setiap kredit yang diajukan debitur, riwayat pembayarannya tercatat di Sistem Layanan Informasi Keuangan atau SLIK OJK yang dulu lebih dikenal dengan nama BI Checking.
Riwayat kredit akan diukur berdasarkan histori kelancaran pembayaran yang terbagi ke dalam lima kategori, yakni:
1. Kredit Lancar atau Kol 1: Kredit yang memuaskan di mana debitur mampu menyelesaikan segala kewajibanmu seperti angsuran, pokok utang, dan bunga tanpa ada cela.
2. Kredit Dalam Perhatian Khusus (DPK) atau Kol 2: Terdapat tunggakan selama 1-2 bulan yang biasanya disebabkan karena keterlambatan pembayaran.
3. Kredit Tidak Lancar atau Kol 3: Terdapat tunggakan selama kurun 3-4 bulan. Pendekatan yang dilakukan kepada nasabah pun tidak membuahkan hasil.
4. Kredit Diragukan atau Kol 4: Kredit tidak lancar yang telah jatuh tempo tapi belum juga diselesaikan oleh Debitur lebih dari 5-6 bulan.
5. Kredit Macet atau Kol 5: Kredit tidak lancar yang tertunggak lebih dari 6 bulan dan telah diusahakan untuk diaktifkan kembali tapi tetap tidak membuahkan hasil.
Selain itu, dalam penyaluran kredit ke nasabah, bank juga lazim memperhatikan prinsip 5C dan 7P. Prinsip 5C yakni character, capacity, capital, collateral, dan condition. Dari lima poin tersebut, kemudian pihak bank akan menganalisis dan memutuskan apakah calon debitur akan menerima persetujuan kredit.
Selain itu prinsip 7P yaitu personality, purpose, party, payment, prospect, profitability, dan protection. Banyaknya prinsip untuk mengetahui kemampuan debitur sangat penting untuk menghindari risiko kredit seperti cicilan macet.
Jejak Bisnis Prabowo
Dalam buku 'Kalau Prabowo Jadi Presiden' (2009) yang ditulis A. Pambudi, disebutkan mantan Pangkostrad itu baru merintis bisnis lima tahun setelah pensiun. Dia membangun bisnis di bawah bendera Nusantara Group. Wilayah usahanya terentang dari Kalimantan Timur hingga Kazakhstan.
Salah satu aksi bisnisnya adalah mengambil alih PT Kiani Kertas, perusahaan pemilik HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan juga pabrik bubur kertas (pulp) di Kalimantan Timur. Perusahaan itu semula dimiliki Bob Hasan, tapi kemudian diambil alih BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional), karena punya kredit macet ke Bank Mandiri sebesar Rp 8,9 triliun.
Setelah dikelola Prabowo, nama perusahaan berganti jadi Kiani Nusantara. Adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo sempat menyuntikkan investasi USD 50 juta ke Kiani Nusantara. Seiring dengan itu, Bank Mandiri juga memberikan restrukturisasi atas utang perusahaan.
Tapi restrukturisasi kredit itu dinilai menyalahi hukum, sehingga Dirut Bank Mandiri saat itu, E.C.W Nelloe dan dua direkturnya yakni Wakil Direktur Utama I Wayan Pugeng, dan Direktur Corporate M, Sholeh Tasripan diproses hukum oleh Kejaksaan Agung.
Bisnis Kiani Nusantara pun tersendat, hingga akhirnya mem-PHK lebih dari seribu karyawan mereka.
Selain bisnis kehutanan, Nusantara Group juga masuk ke bisnis perkebunan. Selain itu ada juga sektor energi melalui bendera Nusantara Energi. Salah satu anak usaha milik Prabowo Subianto di sektor ini yakni Nusantara Kaltim Coal yang didirikan pada 2005. Perusahaan tambang batu bara ini memiliki konsesi lahan tambang seluas 60.000 hektare di Kabupaten Kutai Timur, Kaltim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar