Jul 10th 2023, 19:44, by Muhammad Darisman, kumparanBISNIS
Anggota Komisi V DPR Fraksi Gerindra, Mulyadi, mengeluhkan pelayanan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta sangat buruk, sehingga meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menutup bandara tersebut untuk keperluan komersial.
Mulyadi mengungkapkan beberapa kali mengalami pengalaman yang kurang baik ketika menggunakan Bandara Halim. Padahal menurut dia, inti dari bisnis sebuah bandara adalah pelayanan.
"Saya tidak merasa Halim di Jakarta, Halim seperti di daerah tertinggal bahkan di bandara perintis saya rasa. Crowded fasilitas maupun tata kelolanya," tegasnya saat rapat dengar pendapat (RDP) Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub dengan Komisi V DPR, Senin (10/7).
Mulyadi bercerita pengalamannya mendarat di Bandara Halim saat hujan deras. Dia mengeluhkan tidak ada fasilitas garbarata sehingga para petugas harus menyediakan payung bagi seluruh penumpang.
"Mohon maaf itu saya kira bandara Halim adalah simbol negara yang sangat terbelakang. Maka saya mohon izin, saya rekomendasikan Halim ditutup. Apa katanya direnovasi hasilnya begitu," ujarnya.
"Tutup saja itu, malu itu kembalikan saja sebagai pangkalan militer, atau VIP atau private jet," sambung Mulyadi.
Dia juga merekomendasikan, Bandara Halim berbagi trafik penumpang dengan Bandara Atang Sendjaja di Bogor agar lebih seimbang.
"Kasihan masyarakat, tata kelola buruk fasilitas lebih buruk lagi. Dengan segala hormat saya rekomendasi itu Halim ditutup saja," pungkasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi V DPR Fraksi Gerindra Sudewo menambahkan pelayanan Bandara Halim sebaiknya dialihkan kepada swasta. Adapun saat ini pengelolaan bandara tersebut di bawah PT Angkasa Pura II (Persero).
"Karena mengingat pelayanan Halim sangat prihatin. Ini etalase ibu kota Jakarta, yang sesungguhnya Bandara Halim yang menjadikan parameter indonesia dalam transportasi udara. Tapi mengapa sampai begitu," kata dia.
Padahal, menurut Sudewo, Bandara Halim memiliki potensi besar jika dikelola dengan baik dan bisa mendatangkan keuntungan yang besar. Dia mendorong ada target yang jelas untuk memperbaiki pelayanannya.
"Apa solusinya? Dirobohkan, dibangun ulang, ditata ulang, seperti pada standar bandara internasional, membanggakan bagi Indonesia karena itu di ibu kota. saya sangat aneh kenapa tidak dikelola sedemikian rupa," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar