Feb 27th 2023, 20:41, by Muhammad Darisman, kumparanBISNIS
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) tahun ini mengajukan impor 10 rangkaian KRL non-baru untuk replacement atau penggantian KRL yang sudah berusia 15 tahun di Indonesia. Namun impor tersebut masih belum direstui oleh pemerintah.
VP Corporate Secretary Commuter Line Anne Purba mengatakan, penggantian rangkaian KRL tersebut perlu dilakukan agar jumlah KRL yang melayani penumpang jumlahnya tidak berkurang. Sementara untuk penambahan kapasitas, KCI telah menjalin kerja sama dengan PT INKA untuk mengadakan 16 rangkaian KRL yang baru beroperasi 2025 nanti.
Karena impor tak direstui, KCI kini menyiapkan opsi untuk melakukan upgrade teknologi dengan menggandeng PT INKA hingga negara Eropa. Namun kendalanya adalah waktu yang lama, sementara penggantian 10 KRL harus dilakukan tahun ini.
"Kita ada dua opsi selain perizinan (urus impor non baru), kita juga upgrade teknologi. Tapi ini butuh waktu. Dari INKA, Jepang spanyol rata-rata 1-2 tahun. Jadi kan ini waktunya hampir sama dengan yang baru, kata Anne saat ditemui di Kantor KCI, Senin (27/2).
Anne menjelaskan, rangkaian KRL non baru yang diimpor dari Jepang untuk tiba dan beroperasi di Indonesia harus memiliki TKDN minimal 40 persen. Sementara KRL bekas yang diimpor Indonesia dari Jepang rata-rata sudah berusia 30 tahun operasional.
Setelah tiba di Indonesia, KRL tersebut akan diperbaiki dan diganti suku cadangnya hingga memenuhi TKDN minimal 40 persen. Kecuali untuk suku cadang yang berteknologi tinggi masih diimpor dari Jepang melalui kontrak kerja sama yang terikat.
"Walaupun kita punya kontrak jangka panjang, kita juga punya inovasi melakukan maintenance. Seperti untuk traksi motor alat-alatnya itu kita sudah diinovasi produk dalam negeri dan KCI sendiri, sehingga pengoperasian non baru sudah lebih dari 40 persen TKDN-nya," ujar Anne.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar