Search This Blog

Kenzie, Balita 1 Tahun yang Beratnya 27 Kg Diduga Alami Penyakit Langka

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Kenzie, Balita 1 Tahun yang Beratnya 27 Kg Diduga Alami Penyakit Langka
Feb 28th 2023, 17:14, by Nathasya Elvira, kumparanMOM

Kenzie, balita obesitas. Foto: kumparan
Kenzie, balita obesitas. Foto: kumparan

Balita berumur 16 bulan bernama Muhammad Kenzie Alvaro diketahui mengalami obesitas. Pasalnya, berat badan yang dimiliki mencapai 27 kg. Padahal, normalnya anak seusia Kenzie memiliki berat badan 9,6 hingga 12 kg, Moms.

Menurut sang ibu, Pitriah (40), berat badan Kenzie mulai naik drastis sejak umur 6 bulan. Ia menuturkan, anak ketiganya itu kerap diberikan makanan yang dijual bebas di warung dekat rumahnya.

"Mulai naik itu (sejak) dia suka jajan ciki kentang seribuan yang ada di warung," ujar Pitriah saat ditemui di kediamannya, beberapa waktu lalu.

Ibu tiga anak itu juga mengatakan, porsi makan Kenzie tidak berlebihan. Ia sehari makan 2 kali, yakni pagi dan sore hari dengan porsi normal. Namun, Kenzie memang diberikan susu formula sejak bayi karena ASI sang ibu seret.

Ilustrasi anak ditimbang berat badannya naik. Foto: Shutterstock
Ilustrasi anak ditimbang berat badannya naik. Foto: Shutterstock

Meski begitu, Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak RSCM, Prof. dr. Aryano Hendarto, Sp.A(K) mengatakan, obesitas yang dialami Kenzie diduga bukan hanya disebabkan oleh faktor nutrisi, tetapi ada faktor pendukung lainnya. Misalnya saja faktor lingkungan dan genetik.

"Melihat dari riwayat makanannya, kemudian perkembangan kenaikan berat badannya yang sangat ekstrem, kami menduga jangan-jangan, obesitasnya ini bagian dari penyakit lain, dalam hal ini adalah penyakit genetik, sering kali kami juga menyebutnya penyakit langka," jelas dr. Aryano, kepada kumparanMOM.

dr. Aryano mengatakan, dengan berat badan berlebih yang ekstrem, Kenzie berpotensi mengalami berbagai komplikasi penyakit lain. Seperti jantung, paru-paru, diabetes, tulang, jantung, dan lain-lain.

"Jadi itu mengapa kami menduga ini bukan hanya obesitas dari faktor nutrisi saja. Komplikasi tersering dari obesitas anak apalagi yang ekstrem seperti ini yang perlu diwaspadai adalah gangguan profil lemak seperti hiperkolesterol, gangguan saluran napas seperti asma atau paru-parunya agak sulit berkembang, kemudian bisa juga diabetes, dan hipertensi," ujar dr Aryano.

Selain itu, tumbuh kembang Kenzie juga perlu perhatian khusus. Sebab di usianya yang sudah 1 tahun 4 bulan ia belum bisa berdiri tegak.

"Kita lihat tumbuh kembangnya agak sulit, baru bisa duduk. Itu bisa seringkali karena kakinya sudah bengkok, itu kelainan tulang yang koreksinya kalau sudah bengkok gini pada anak harus dioperasi, umumnya begitu, walaupun berat badannya sudah diturunkan, tetap saja biasanya harus dikoreksi, itu yang kami khawatirkan," urainya.

Akan Ditangani Tim Khusus RSCM

Ilustrasi Anak Gemuk. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi Anak Gemuk. Foto: Shutter Stock

Melanjutkan hal ini, dr. Aryano mengatakan kasus seperti ini perlu dilakukan evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut. Lebih lanjutnya, ia akan ditangani oleh sekiranya 10 disiplin ilmu, yakni, dokter spesialis anak, ahli gizi anak, ahli jantung anak, ahli paru anak, ahli endokrin anak, ahli pencitraan anak, ahli pencernaan anak, ahli tumbuh kembang, dan beberapa lainnya.

Beberapa dokter yang akan terlibat dalam tim khusus ini adalah Prof. Damayanti untuk penyakit genetik, Prof. Mulyadi untuk penyakit jantung, Prof. Aman untuk diabetes, dr. Nusal atau dr. Safira untuk pencernaan, hingga dr. Darmawan untuk bagian paru-paru.

Di samping itu, tim khusus ini juga akan mengoreksi nutrisi yang dikonsumsi sehari-harinya. Mulai dari kualitas hingga kuantitasnya. Jika memang hasilnya baik, besar kemungkinan obesitas ini disebabkan oleh faktor yang telah disebutkan sebelumnya.

"Jadi, nutrisinya tentu juga akan kita perbaiki, kalau dia berlebihan kita akan intervensi, supaya tidak lebih tapi cukup untuk mendukung tumbuh kembangnya, tetapi kalau sudah baik, ini kebetulan kalau dari asumsi kita tadi, kuantitas dan kualitasnya justru kurang. Jadi, itu mengapa kami menduga ini bukan hanya obesitas dari faktor nutrisi saja," pungkasnya.

Media files:
01gtbn4b05wqfay4ba5cqdhzz7.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar