Nov 7th 2024, 15:49, by Abdul Latif, kumparanBISNIS
Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), meminta kepala daerah bersiap-siap menghadapi fenomena rice shortage alias berkurangnya produksi beras pada Januari hingga Februari 2025.
"Ini pengalaman sebelumnya para bupati, gubernur kita cerita sama-sama. Pada Januari sampai Februari nanti kita akan shortage hasil panen (beras) akan jauh dari kebutuhan Januari-Februari," kata Zulhas dalam Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah 2024 di Sentul International Convention Center (SICC), Kamis (7/11).
Zulhas menjelaskan, pada 2023, surplus beras tercatat sekitar 1,07 juta ton. Namun, di 2024 surplus ini berkurang menjadi hanya 590 ribu ton, menandakan penurunan atau defisit yang besar—sekitar 222,92 persen jika dibandingkan tahunan (year-on-year).
Hal ini menunjukkan produksi beras yang berkurang atau peningkatan konsumsi yang membuat selisih antara produksi dan kebutuhan menjadi lebih kecil.
Sementara itu, total produksi beras sepanjang 2024 ditargetkan mencapai 30,34 juta ton. Angka target produksi ini turun 2,44 persen secara tahunan.
Kemudian, total konsumsi beras di 2024 diproyeksi mencapai 30,92 juta ton. Angka ini lebih tinggi 310 ribu ton atau 1,01 persen yoy.
Zulhas meminta kepala daerah untuk mencari jalan keluar dari masalah produksi beras. Dia berharap, tidak ada gejolak harga bahan pokok di tahun depan.
"Karena ada shortage produksi padi apa yang harus kita lakukan? Apakah bantuan pangan itu kita lanjutkan, atau ada masukan lainnya. Kita berharap tidak ada inflasi yang tinggi dan gejolak bahan pokok. Kunci sukses swasembada 2028 adalah kerja sama kita semua," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar