Oct 18th 2024, 12:08, by Judith Aura, kumparanWOMAN
Desainer lokal asal Jawa Tengah, Lulu Lutfi Labibi, menghadirkan pertunjukan fashion bernuansa tradisional dan kontemporer, Datang Untuk Kembali 2.0. Setelah sukses eksis di Singapura pada 2017, kali ini pertunjukan tersebut hadir di Gwangju, Korea Selatan, pada Jumat (11/10).
Dihelat di National Asian Culture Center di Gwangju, bagian dari Asia Culture Week 2024, pertunjukan ini membawa koleksi bertemakan sustainability yang sarat akan perpaduan unsur modern dan tradisional. Dalam koleksi ini, Lulu Lutfi Labibi mengolah kain sisa produksi di gudang pribadi serta sejumlah pakaian deadstock dari busana musiman yang telah dikurasi.
Koleksi busana ready-to-wear ini dirancang dalam kolaborasi bersama indieguerillas. Lulu Lutfi Labibi dan indieguerillas menghadirkan 28 looks yang terdiri dari busana bersiluet kemeja, celana, rok, bomber jacket, hingga outer yang dihiasi oleh bordiran khas indieguerillas.
Lulu Lutfi Labibi tak luput menghadirkan keindahan siluet busana tradisional dalam bentuk outer yang mengadaptasi kerah kebaya kutubaru, serta topi yang terinspirasi dari blangkon Yogyakarta.
Dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparanWOMAN, koleksi sustainable ini merupakan upaya Lulu Lutfi Labibi dalam memperpanjang usia pakaian dan mendorong kebiasaan berpakaian yang dengan cara berkelanjutan. Sebab, seperti diketahui, salah satu masalah limbah terbesar di bumi disebabkan oleh limbah industri tekstil.
Keunikan pertunjukan Datang Untuk Kembali 2.0
Berbeda dengan fashion show seperti biasa, peragaan busana ini tidak dilakukan di atas runway. Sebanyak 14 model lintas generasi berjalan mengelilingi pasar tempat berlangsungnya Asia Art Market. Para model pun membaur dalam keramaian perayaan festival seni tersebut.
Lulu Lutfi Labibi juga menghadirkan karya seni oleh seniman lokal Korsel, yakni Boo Ji Hyun dari Jeju. Para model untuk koleksi Datang Untuk Kembali 2.0 membawa lentera karya Boo Ji Hyun sembari mengelilingi pasar di siang hari. Menurut Lulu Lutfi Labibi, skenario ini memiliki makna tersendiri.
"Barisan model yang tampil unik dengan membawa lentera karya seniman Boo Jihyun dari Jeju mengelilingi pasar di tengah siang hari bolong adalah sebuah simbol dan reka ulang salah satu babak dari buku terkenal karya Friedrich Nietzsche, Thus Spoke Zarathustra," jelas Lulu Lutfi Labibi dalam keterangan resminya.
Menurutnya, tokoh pembawa lentera ini melambangkan cara berpikir yang berani dan out of the box. Mereka adalah sosok yang berani keluar dari zona nyaman dan memiliki pendapat masing-masing.
Harapannya, pertunjukan ini tidak hanya memperkenalkan keindahan siluet busana tradisional Indonesia, tetapi juga mengenalkan budaya gotong royong ala Indonesia yang diwujudkan dalam gerakan Murakabi.
"Semoga gaung salam pembuka ini menjadi awal yang baik bagi semua dan memperkuat jejaring dengan sesama pegiat pasar lokal lestari dari berbagai belahan asia, yang kami temui di perhelatan Asia Art Market 2024 sebagai bagian dari Asia Culture Week," tutup Lulu Lutfi Labibi.
Intip koleksi Lulu Lutfi Labibi x indieguerillas di Gwangju di bawah ini, Ladies.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar