Jul 1st 2024, 09:36, by Andreas Gerry Tuwo, kumparanNEWS
Selama empat hari beruntun sampai Minggu (30/6) kecamuk perang antara Israel dan pejuang Hamas pecah di distrik Shujaiya, Gaza City. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui Israel — salah satu negara yang memiliki militer terkuat di dunia — terlibat pertempuran sulit di sana.
Militer Israel dalam pernyataannya menyatakan, mereka melawan milisi di Gaza itu baik di atas maupun di bawah tanah. Bawah tanah yang dimaksud adalah terowongan yang dibuat Hamas di Gaza.
Salah seorang warga Shujaiya mengakui lingkungan tempatnya tinggal hancur lebur akibat pertempuran tanpa henti tersebut.
"Bagi mereka yang tinggal, hidup kami sudah menjadi neraka," ucap penduduk Shujaiya berusia 50 tahun, Siham al-Shawa, seperti dikutip dari AFP.
Dia menambahkan serangan di distrik tempatnya menetap terjadi di mana-mana. Ia mengaku kesulitan untuk kabur karena tembakan yang ada di hampir setiap titik.
"Kami tidak tahun ke mana kami bisa pergi berlindung," jelas dia.
Menurut keterangan badan PBB untuk kemanusiaan (OCHA) ada sekitar 60 ribu sampai 80 ribu warga Shujaiya yang kabur akibat pecah perang.
Sementara itu, Netanyahu kendati mengakui terlibat pertempuran sulit di Shujaiya, mengatakan fokus Israel tidak hanya di sana. Kawasan Rafah dan seluruh Jalur Gaza akan terus menjadi fokus operasi.
"Ini adalah pertempuran sulit yang terjadi di atas tanah, kadang pertempuran satu lawan satu begitu pula di atas tanah," ucap Netanyahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar