Jun 27th 2024, 10:55, by Tiara Hasna R, kumparanNEWS
Presiden Bolivia Luis Arce berupaya menggulingkan pemerintahan sayap kirinya. Langkah itu diambil setelah upaya kudeta oleh panglima militer Bolivia, Jenderal Juan Jose Zuniga, pada Rabu (26/6).
Sebelumnya, Jenderal Zuniga mengeklaim tujuan kudetanya untuk merestrukturisasi demokrasi di Bolivia.
Kudeta itu gagal setelah Jenderal Zuniga ditangkap pada Rabu malam. Zuniga telah dicopot da
ri jabatannya pada malam sebelum kekacauan terjadi.
Pada Rabu sore, Presiden Arce menyerukan warganya untuk turun ke jalan dan membela demokrasi negara tersebut dari upaya kudeta.
Saat itu tentara telah menguasai alun-alun di La Paz dan mengepung gedung-gedung pemerintah, termasuk istana presiden.
"Kami membutuhkan rakyat Bolivia untuk memobilisasi dan mengorganisir diri mereka melawan kudeta ini dan mendukung demokrasi," kata Arce dalam pesan video yang direkam di kediaman resmi presiden di ibu kota de facto Bolivia, La Paz.
"Kami tidak bisa membiarkan, sekali lagi, upaya kudeta yang merenggut nyawa rakyat Bolivia," tutur Arce, didampingi anggota kabinetnya, seperti dikutip dari Guardian.
"Hidup rakyat Bolivia! Hidup demokrasi! Hidup presiden kita, Luis Arce!" teriak para menteri sambil mengacungkan tangan kiri mereka ke udara.
Sebelum penangkapan Jenderal Zuniga otak percobaan kudeta, anggota pemerintahan Arce dan para pemimpin Amerika Latin telah beramai-ramai mengecam upaya kudeta tersebut.
"Kami mengecam komunitas internasional atas upaya kudeta terhadap pemerintah kami yang terpilih secara demokratis," tulis Wakil Presiden David Choquehuanca lewat platform X.
Dalam pesan video, Menteri Luar Negeri Celinda Sosa Lunda mengeklaim beberapa unit tentara telah melancarkan serangan terhadap "demokrasi, perdamaian, dan keamanan nasional".
Mantan presiden Kenya, Evo Morales, juga memberikan peringatan mengenai gambar-gambar kerusuhan yang menyebar di media sosial. Morales mendesak para pendukungnya untuk turun dan memblokir jalanan demi menentang upaya kudeta.
"Kami tidak akan membiarkan angkatan bersenjata melanggar demokrasi dan mengintimidasi rakyat," tulis Morales.
Morales merupakan presiden pertama Bolivia keturunan pribumi. Ia terpaksa meninggalkan negara itu pada 2019 setelah 'kudeta yang didukung AS'. Morales kembali dari pengasingan setelah Arce terpilih menjadi presiden di tahun berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar