Jun 4th 2024, 18:34, by Sinar Utami, kumparanBISNIS
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR Fraksi PDIP, Dolfie Othniel Frederic menyebut, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintahan Prabowo-Gibran sangat tinggi. Pemerintah menargetkan defisit 2025 berada di kisaran 2,45 persen hingga 2,82 persen dari PDB yang dirancang sebesar Rp 3.500 triliun.
"Defisit transisi ini yang paling tinggi dari proses transisi yang pernah ada. Jadi seharusnya lebih rendah defisitnya," kata Dolfie dalam rapat kerja bersama dengan Banggar, Selasa (4/6).
Adapun, APBN pemerintahan Prabowo-Gibran dirancang dan ditetapkan oleh pemerintahan saat ini bersama DPR.
Dolfie mengatakan defisit yang tinggi berpotensi mempersempit ruang belanja pemerintahan baru. Ia bahkan mempertanyakan program yang dirancang oleh pemerintahan baru.
"Presidennya belum bekerja, anggarannya sudah dirancang defisit lebih dari Rp 600 triliun. Ini untuk membiayai program siapa? Nah inilah, karena ini anggaran transisi, cara berpikir kita juga transisi," tegas Dolfie.
Merespons hal itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan defisit APBN yang tinggi sejalan dengan meningkatnya pembayaran bunga utang. Dia mengatakan pihaknya sedang mencari strategi lain dalam membayar bunga utang.
"Pembayaran bunga yang meningkat ini yang memang mesti di stream line lagi kira-kira ke depan itu kalau kita mau melakukan belanja dengan sumber utang, sebaiknya belanja modal itu revenue base. Artinya dia bisa secara finance membayar kembali utang-utang itu," kata Suharso.
"Bappenas sedang berpikir maka itu kita akan masukkan itu ke dalam investasi pemerintah. kalau itu caranya mudah-mudahan kita akan punya ruang fiskal yang lebih luas," imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar