May 20th 2024, 11:23, by Tiara Hasna R, kumparanNEWS
Helikopter Bell 212 yang membawa Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dan sejumlah pejabat lainnya, jatuh di dekat Jolfa, Iran, Minggu (19/5).
Jolfa merupakan kota yang terletak di barat laut provinsi Azerbaijan Timur, Iran. Namun, kota ini juga berbatasan dengan negara Azerbaijan.
Dikutip dari situs resmi Iran, Azerbaijan Timur merupakan provinsi di Iran yang berbatasan dengan negara Azerbaijan dan Armenia di utara, provinsi Azerbaijan Barat di barat dan barat daya, provinsi Ardabil di timur, dan provinsi Zanjan di selatan.
Jolfa terletak di barat laut provinsi Azerbaijan Timur. Ketinggiannya berada 710 meter di atas permukaan laut. Kota ini terletak di utara Gunung Kiamki Dagh dan selatan Sungai Aras.
Daerah yang diduga jadi titik jatuhnya heli ini dibatasi oleh Marand dan Zaraghan dari selatan, daerah Kaleybar dari timur, provinsi Azerbaijan Barat dari barat dan Republik Azarbaijan dan Armenia dari utara.
Dikutip dari AP, insiden yang menimpa Raisi terjadi saat mereka dalam perjalanan dari Khudafarin ke Tabriz.
Rekaman drone dari pihak berwenang Turki menunjukkan koordinat tempat kebakaran terjadi, sekitar 20 kilometer di selatan perbatasan Azerbaijan-Iran di sisi gunung yang curam.
Kantor Berita Iran, IRNA, mengatakan lokasi kecelakaan Raisi berada di pegunungan di timur laut sekitar perbatasan Azerbaijan.
Dikutip dari Al Jazeera, saat ini ada gambar yang beredar di situs resmi Iran dan saluran Telegram yang menunjukkan reruntuhan dan puing-puing helikopter di daerah pegunungan.
Helikopter tersebut diduga jatuh atau melakukan pendaratan darurat di hutan Dizmar yang terletak di antara kota Jolfa dan Varzaqan.
Helikopter Bell 212 membawa Presiden Iran, Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur Malek Rahmati, dan perwakilan Pemimpin Tertinggi di Azerbaijan Timur, Mohammad Ali Ale-Hashem.
Menurut keterangan seorang pejabat Iran, Presiden Raisi dan Menlu kehilangan nyawa dalam peristiwa nahas itu.
Dikutip dari BBC, Iran memiliki catatan keselamatan transportasi udara yang buruk.
Hal ini diduga akibat sanksi Amerika selama beberapa dekade yang melemahkan armada udara negara tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar