Jan 26th 2024, 06:16, by Sinar Utami, kumparanBISNIS
Indeks utama saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Kamis (25/1). Dengan S&P 500 yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.
Kenaikan S&P 500 ditopang oleh optimisme investor terhadap perekonomian dan suku bunga yang lebih rendah, serta kepercayaan pada kecerdasan buatan.
Mengutip Reuters, Jumat (26/1), S&P 500 naik 0,53 persen mengakhiri sesi di 4.894,16 poin. Nasdaq menguat 0,18 persen menjadi 15.510,50 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average menguat 0,64 persen menjadi 38.049,13 poin.
Adapun, perekonomian AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal IV-2023 di tengah kuatnya belanja konsumen. Hal itu telah mengacaukan prediksi resesi setelah Federal Reserve (The Fed) secara agresif menaikkan suku bunga, dengan pertumbuhan setahun penuh sebesar 2,5 persen.
"PDB merupakan kejutan yang baik bagi pasar karena tidak ada inflasi yang bermasalah, dan konsumen terus membelanjakan uangnya," kata Direktur Strategi Investasi US Bank Asset, Rob Haworth.
"Jadi ada lebih banyak dukungan terhadap narasi bahwa pendapatan perusahaan dan pertumbuhan penjualan harus lebih baik seiring kita melangkah maju."
Di sisi lain, AS mencatat data pengangguran per 20 Januari 2024 naik menjadi 214.000. Angka itu lebih tinggi dari perkiraan awal 200.000.
Berdasarkan data LSEG, sebanyak 82 persen perusahaan S&P 500 yang sudah melaporkan pendapatan membukukan pendapatan yang fantastis dan melampaui ekspektasi pasar.
"Hasil kuartalan minggu depan dari Apple (AAPL.O), Microsoft (MSFT.O), Amazon (AMZN.O), Alfabet (GOOGL.O), dan Platform Meta (META.O) akan memberi investor gambaran sekilas apakah valuasi tinggi perusahaan-perusahaan kelas berat tersebut dapat dibenarkan menyusul lonjakan saham mereka sejak Wall Street mencapai titik terendah pada tahun 2022," tulis laporan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar