Sebanyak tujuh orang termasuk seorang bayi serta orang tuanya tewas dalam penembakan oleh pasukan Rusia di wilayah Kherson, Ukraina selatan, Minggu (13/8). Bocah laki-laki berusia 12 tahun yang merupakan kakak dari bayi tersebut juga meninggal setelah sempat dirawat di rumah sakit.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Igor Klymenko mengatakan di aplikasi pesan Telegram, tiga orang dewasa dan dua anak tewas di desa Shyroka Balka di wilayah Kherson. Dia juga merilis gambar yang menunjukkan akibat dari serangan penembakan itu.
Satu foto menunjukkan kepulan asap hitam membubung di atas sebuah rumah.
"Seorang suami, istri, dan putri mereka yang berusia 23 hari tewas oleh tembakan artileri musuh," tulis Klymenko dikutip dari AFP, Senin (14/8).
Dalam pernyataan terpisah, Klymenko mengatakan di desa Stanislav, dua pria berusia 57 dan 71 tahun tewas. Sementara 13 orang lainnya terluka akibat penembakan Rusia, kata Klymenko.
"Teroris harus dihentikan. Mereka harus dihentikan dengan kekerasan," katanya.
Prancis mengutuk serangan terhadap Kherson sebagai "tindakan yang tidak dapat diterima yang merupakan kejahatan perang yang tidak dapat dibiarkan begitu saja".
"Serangan baru terhadap penduduk sipil ini menunjukkan sekali lagi pengabaian total Rusia terhadap semua prinsip hukum humaniter internasional, yang telah berulang kali dilanggar secara terang-terangan," kata seorang juru bicara kementerian luar negeri.
Kherson adalah salah satu dari empat wilayah di Ukraina yang diklaim telah dianeksasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu.
Akhir tahun lalu, pasukan Rusia menarik diri dari kota Kherson tetapi Moskow terus menargetkan permukiman di wilayah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar