Search This Blog

Indoktrinasi dan Produk Agama

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Indoktrinasi dan Produk Agama
Jul 9th 2023, 18:33, by Mukhtar Habib, Mukhtar Habib

Ilustrasi kelompok agama yang sedang melakukan tradisi keagamaan. Foto: shutterstock.
Ilustrasi kelompok agama yang sedang melakukan tradisi keagamaan. Foto: shutterstock.

Kepercayaan adalah sesuatu yang tidak dapat dijabarkan sepenuhnya. Sering kali terjebak di dalam paradigma dangkal diubah dan didoktrin agar percaya terhadap suatu objek yang dilihat, dirasa, dan di pemikiran.

Sehingga masyarakat Indonesia menjadi lahan basah terhadap suatu kepentingan atau kelompok yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan kehendak pemimpinnya atau tersesat dari kebenaran.

Susahnya dalam mengenali hal itu, dikarenakan tidak dapat muncul secara instan hanya dari mendengar saja. Jika tidak adanya riil dari suatu yang dipercayai, atau suatu kebohongan yang muncul atas statement penyampaian itu.

Lia Aminuddin atau Sjamsuriati Gustaman lahir 21 Agustus 1947 dan wafat 9 April 2021 ini adalah wanita yang pernah mengaku telah mendapat wahyu dari malaikat Jibril untuk mendakwahkan sebuah aliran kepercayaan baru melanjutkan ajaran tiga agama—Yudaisme, Kekristenan, dan Islam—serta menyatukan dengan agama-agama besar lainnya termasuk Buddhisme, Jainisme, dan Hindu di Indonesia.

Dirinya secara kontroversial mengaku sebagai titisan Bunda Maria dan ditugaskan Jibril untuk mengabarkan kedatangan Yesus Kristus ke muka bumi. Dia juga menubuatkan beberapa ramalan yang sensasional dan reaksi publik terutama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Yang memfatwakan Lia Eden menyebarkan aliran sesat dan melarang perkumpulan Salamullah pada bulan Desember 1997.

Akhir-akhir ini juga, yang menjadi trending topik publik mengenai Pimpinan Ponpes Al Zaitun, Panji Gumilang. Dirinya mengundang perhatian masyarakat, ketika mencampur jemaah perempuan dan laki-laki, dan menjadikan perempuan sebagai khotib Jumat di pesantrennya di Mekarjaya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang beredar di media sosial.

Hal yang tak terduga juga terjadi di dalam ponpes. Dirinya meminta para santri menyanyikan lagu Havenu Shalom Aleichem yang identik dengan salamnya orang-orang Yahudi.

Menurut Panji, santri menyanyikan Havenu Shalom Aleichem sama dengan "assalamualaikum" ucapan salam orang Islam. Namun, karena salam berbahasa Arab itu tidak boleh dinyanyikan. Dengan dalih inilah dia meyakini untuk menyanyikannya.

Indoktrinasi

Ilustrasi seorang ahli menyimpulkan tentang penggunaan indoktrinasi. Foto: shutterstock
Ilustrasi seorang ahli menyimpulkan tentang penggunaan indoktrinasi. Foto: shutterstock

Sebagaimana diketahui, indoktrinasi adalah sebuah proses yang dilakukan berdasarkan satu sistem nilai untuk menanamkan gagasan, sikap, sistem berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu. Teori ini merujuk kepada ritual peralihan yang tradisional untuk mengindoktrinasi seseorang ke dalam suatu pemahaman keyakinan tertentu dan komunitasnya.

Kebanyakan mengajarkan anggota-anggotanya yang baru tentang prinsip-prinsip tersebut. Dan sesuatu yang abstrak sebagai misteri yang membutuhkan suatu masa indoktrinasi sebelum seseorang dapat memperoleh akses kepada pengetahuan esoterik.

Memang banyak para ahli menggunakan cara ini untuk menanamkan keilmuan pada suatu bidang sebagai salah satu cara cepat mengantar prosesi induksi pemahaman seorang murid atau atau salah satu peserta didiknya dalam hal positif.

Misalnya, seorang anak usia lima tahun lebih tergugah untuk meninggalkan permainannya, ketika diberi tahu orang tuanya tentang adanya hantu yang akan menculik mereka jika mereka terus bermain.

Akan tetapi, hal ini juga sering digunakan oleh orang yang ingin memenuhi kebutuhan dan keinginannya untuk mencapai tujuan dalam perspektif negatif seakan-akan demikian itu positif dan sifatnya urgen.

Produk Agama

Ilustrasi kitab suci beberapa agama sebagai sumber ajaran. Foto: shutterstock
Ilustrasi kitab suci beberapa agama sebagai sumber ajaran. Foto: shutterstock

Agama sering menyediakan kerangka moral yang jelas bagi para penganutnya. Nilai-nilainya ini dapat menjadi panduan dalam mengambil keputusan dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengajarkan nilai-nilai seperti kebaikan, kasih sayang, kejujuran, dan pengampunan.

Paradoks seperti ini sering menekankan pentingnya menjaga kesucian hati. Ini bisa berarti menghindari tindakan emosional yang berlebihan, menghindari perilaku amoral, serta penyakit-penyakit lainnya.

Bahkan aturan religius ini selalu mengajarkan hormat-menghormati kemajemukan dan komunitas yang bersuku-suku dan berbangsa-bangsa.

Ajaran agamalah yang melindungi kehidupan bahkan mencakup larangan membunuh, menghindari kekerasan, dan menghargai nilai kehidupan manusia. Namun banyak yang menyalahartikan dengan pendapatnya masing-masing.

Aturan di dalamnya juga sering menekankan pentingnya memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan Tuhan. Ini dapat meliputi tanggung jawab dalam menjalankan ibadah, memenuhi kewajiban sosial, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Produk di dalamnya adalah akhlak yang bertujuan untuk membimbing perilaku individu dan mendorong pertumbuhan moral, baik dalam hubungan dengan Tuhan maupun dalam hubungan dengan sesama manusia.

Namun, penting untuk dicatat bahwa interpretasi dan penerapan pedoman moral ini dapat bervariasi di antara individu dan kelompok yang berbeda.

Dengan ini dapat memberikan jalan menuju pertumbuhan spiritual dan pencarian makna dalam kehidupan. Dan juga dapat melibatkan praktik keagamaan seperti beribadah, meditasi, atau kontemplasi yang bertujuan untuk menghubungkan diri dengan yang transenden atau mengalami kehadiran yang sakral.

Kepercayaan dan nilainya sering kali mempengaruhi norma dan aturan sosial serta mampu memperbaiki sendi-sendi penyakit sosial termasuk malu untuk korupsi dan termasuk upaya menghormati rakyat sebagai pembayar pajak di negara ini. Ini bisa berarti mengikuti peraturan-peraturan mencakup bersosial di tengah masyarakat seperti, atau perayaan ritual tertentu.

Konsekuensi tersebut dapat bervariasi tergantung pada kepercayaan yang dianut dan sesuai interpretasi individu terhadap ajaran-ajaran. Namun, secara umum kepercayaan dan nilainya sering kali mempengaruhi norma dan aturan sosial dalam komunitas tertentu.

Ini bisa diikuti seperti pola makan, cara berpakaian, atau perayaan ritual tertentu. Norma sosial ini dapat membentuk identitas komunitas dan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari penganut tersebut.

Masyarakat harus berupaya lebih keras dan cerdas agar dapat lebih bisa memilah mana yang benar dengan lebih banyak belajar dan bertanya kepada ahlinya.

Menguji Kebenarannya

Menurut Jurnal Filsafat Indonesia tulisan dari M.Syaiful Padli, seorang pascasarjana Fakultas Ekonomi Syariah di Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang dan M. Lutfi Mustofa seorang Psikologi dan Dosen di Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang menerangkan tentang teori-teori kebenaran.

Pada bagian sebelumnya terlihat jelas bahwa kebenaran dalam filsafat memiliki berbagai bentuk bergantung pada perspektif yang digunakan. Berbagai perspektif tersebut kemudian melahirkan berbagai jenis teori kebenaran.

Purwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, menerangkan kebenaran menjadi tiga penjabaran. Pertama, kebenaran adalah keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan hal atau keadaan yang sesungguhnya. Misalnya kebenaran berita ini masih saya ragukan, kita harus berani membela kebenaran dan keadilan.

Kedua, kebenaran adalah sesuatu yang benar (sungguh-sungguh ada, betul-betul hal demikian halnya, dan sebagainya). Misalnya kebenaran-kebenaran yang diajarkan. Dan ketiga, kebenaran adalah kejujuran, kelurusan hati. Misalnya tidak ada seorang pun sanksi akan kebaikan dan kebenaran hatimu.

Sedang menurut Abbas Hamami, kata "kebenaran" bisa digunakan sebagai suatu kata benda yang konkret maupun abstrak. Jika subjek hendak menuturkan kebenaran artinya adalah proposisi yang benar. Proposisi maksudnya adalah makna yang dikandung dalam suatu pernyataan atau statement.

Adanya kebenaran itu selalu dihubungkan dengan pengetahuan orang banyak pada umumnya atau ahli pada mengenai objek yang di sampaikan termasuk pernyataan nya, tokohnya bahkan sampai perjalanannya, (pendapat/keterangan penulis).

Jadi, kebenaran itu seberapa jauh subjek mempunyai pengetahuan mengenai objek. Sedangkan, pengetahuan berasal mula dari banyak sumber yang berfungsi sebagai ukuran kebenaran.

Seseorang lebih mudah menuangkan pendapatnya demi mendapatkan apa yang inginkan, daripada menepati isi pendapatnya walaupun itu tersusun dan dikemas dengan pidato yang baik dan membakar di depan banyak orang.

Media files:
01h4wyk92tvek714r2879bbyd8.png (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar