Mar 13th 2023, 11:08, by Annisa Thahira Madina, kumparanNEWS
Presiden Joko Widodo bersama Menhan Prabowo Subianto dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninjau panen raya di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
Wasekjen PKB Syaiful Huda memandang duet Ketua Umum Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 sulit terjadi.
Hal ini disampaikan Huda menanggapi Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, yang terbuka dengan duet Ganjar sebagai wakil Prabowo.
Huda menegaskan duet Prabowo-Ganjar harus mendapat persetujuan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Adapun Muktamar PKB telah memandatkan Cak Imin untuk maju pilpres.
"Belum dikomunikasiin sama PKB. Kan [juga] ada dua syarat yang diminta Pak Hashim terkait skenario ini. Pertama, Pak Prabowo harga mati harus capres, kedua soal Pak Ganjar jadi cawapres itu mutlak menjadi kewenangan Gus Imin. Artinya kalau dua syarat ini tidak bisa terpenuhi ya bubar dengan sendirinya," kata Huda kepada wartawan, Senin (13/3).
"Sebagai opsi ya sah saja karena ini dinamika. Tapi sampai hari ini opsi yang disampaikan Pak Hashim belum secara resmi disampaikan ke Gus Muhaimin. Saat yang sama, opsi kami Gus Muhaimin memang sejak dari awal kan mandat Muktamar ya. Jadi wajib harus maju dalam pilpres itu," imbuh dia.
Huda menekankan, Prabowo dan Cak Imin masih menjadi prioritas koalisi Gerindra dan PKB untuk diusung dalam pilpres. Selain itu, ia meyakini negosiasi ke Ganjar untuk menjadi wakil Prabowo tidak mudah.
"Kan harus nego juga ke Ganjar, Ganjar kan selama ini dideklarasikan sebagai capres. Itu juga butuh proses politik, butuh dinamika politiknya juga. Harus dapat juga persetujuan Cak Imin," ungkap dia.
"Karena bagi kami ketika mendorong koalisi PKB-Gerindra, syaratnya ini bagian dari skenario PKB untuk mencapres dan mencawapreskan Cak Imin. Tentu tidak mudah itu. Kompromikan dua syarat yang disampaikan Pak Hashim, masih butuh waktu lah," tambah dia.
Meski begitu, Huda menghormati pandangan Hashim. Ia juga mengatakan Gerindra dan PKB tetap solid.
"Relatif solid, nggak ada masalah, masih jalan terus. Kita hargai dinamikanya. Tapi kan semua kembali kepada beliau berdua [Prabowo dan Cak Imin] yang nanti akan menentukan, dari semua dinamika, masukan, pandangan, itu kembali ke dua beliau itu. Kita tunggu sajaa sikap nanti di ujung dua beliau seperti apa," jelas dia.
"Kan termasuk dalam butir piagam bahwa koalisi ini masih terbuka untuk mengajak partai dan tokoh lain. Maka dari itu Cak Imin keliling ketemu Airlangga, Pak Prabowo keliling ketemu beberapa tokoh termasuk ya ketemu Ganjar juga kan. Ya biasa karena termasuk mandatory sama dua duanya mendapatkan mandatory itu," tambah dia.
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar meresmikan Sekretariat Bersama Partai Gerindra dan PKB di Kawasan Menteng, Jakarta pada Senin (23/1). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Targetkan Deklarasi Sebelum Ramadhan
Koalisi Gerindra dan PKB berharap bisa mendeklarasikan capres sebelum Ramadhan, sesuai mandat Itjima Ulama. Tetapi, Huda menilai keputusan tersebut tetap kembali kepada Prabowo dan Cak Imin.
"Ya mandat dari para ulama menjadi bagian dari dinamika kan. Sudah disampaikan langsung ke Pak Prabowo, Pak Prabowo tahu persis suasana kebatinan para kyai. Beliau menyampaikan makin cepat dideklarasikan makin bagus. Dan para kyai akan dapat banyak momentum berbagai mimbar pengajian, dan seterusnya," ujar Huda.
"Kita lihat seperti apa, termasuk kemarin kan ketemu Gus Ali itu kan termasuk menyampaikan mandat hasil musawarah kyai se-Jawa Timur, agar Pak Prabowo dan Pak Muhaimin secepatnya berlaku cepat mengambil sikap politik. Kyai kan punya itungan spiritualitasnya ya, artinya ada beberapa opsi yang dipandang oleh kyai maslahat. Salah satu opsi kemaslahatan itu dianggap bagus, terbaik, sebelum Ramadhan," tandas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar