Search This Blog

Blackout Sistem Listrik di Sumatera, Termasuk Lampung Begini Solusi Pakar Itera

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Blackout Sistem Listrik di Sumatera, Termasuk Lampung Begini Solusi Pakar Itera
Jun 5th 2024, 20:58, by Eka Febriani, Lampung Geh

Dosen Teknik Elektro, Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung, yang juga Ketua Tim Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Provinsi Lampung, Syamsyarief Baqaruzi | Foto : Ist
Dosen Teknik Elektro, Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung, yang juga Ketua Tim Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Provinsi Lampung, Syamsyarief Baqaruzi | Foto : Ist

Lampung Geh, Bandar Lampung - Pemadaman listrik yang melanda sebagian besar wilayah Sumatera, termasuk Lampung, telah menimbulkan dampak signifikan pada berbagai sektor kehidupan masyarakat.

Dosen Teknik Elektro, Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung, yang juga Ketua Tim Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Provinsi Lampung, Syamsyarief Baqaruzi, menilai blackout yang terjadi pada Selasa, 4 Juni 2024 sekitar pukul 10:00 WIB pagi, umumnya kegagalan listrik ini disebabkan oleh faktor eksternal ataupun internal.

Berdasarkan informasi dari media sosial plndislampung, gangguan terjadi pada jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 KV Linggau – Lahat, yang menyebabkan kondisi kelistrikan di Sumsel, Jambi, Bengkulu, dan Lampung serta sebagian sistem interkoneksi Sumatera terganggu.

Sistem transmisi Linggau ini merupakan bleed system yang saling terhubung dan mencakup beberapa wilayah di Sumatra. Sistem ini dirancang untuk menjaga keandalan pasokan listrik, sehingga sistem kelistrikan menjadi lebih stabil dan efisien.

Syamsyarief menjelaskan, terkait kasus yang terjadi di Provinsi Lampung menurutnya, perlu pemeliharaan yang tepat dan teratur untuk mencegah terjadinya gangguan besar seperti ini.

"Dalam mengatasi ketidaknormalan yang terjadi. Seharusnya, selalu dilakukan pemeliharaan rutin oleh rekan-rekan PLN yang bekerja di bagian operasional dan unit Pusat Pengatur Beban sesuai dengan code conduct dan pedoman operasional, yang saya yakin selalu dan rutin dilakukan oleh teman-teman PLN," jelasnya, pada Rabu (5/6).

Hal tersebut mengacu pada pedoman terhadap Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 20 Tahun 2020 tentang Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik (Grid Code).

Menurutnya, pembangkit tenaga listrik yang ada di Lampung sudah cukup memenuhi beban puncak di Provinsi Lampung itu sendiri. Namun, beberapa jenis pembangkit memang merespons dengan lambat atau membutuhkan waktu untuk meningkatkan outputnya, seperti pembangkit jenis PLTU.

Selain itu, lanjutnya, sistem pengendalian dan pengaturan beban mungkin tidak dirancang untuk dengan cepat mengalihkan pasokan listrik dari pembangkit lokal ke jaringan yang lebih luas.

"Maka, dibutuhkan percepatan program transmisi 275 KV dengan pembangkit-pembangkit mini tersebar untuk membantu menopang sebagian daerah yang masih belum teraliri listrik," tambahnya.

Dia menyampaikan, bahwa peremajaan beberapa aset PLN mulai dari area pembangkitan, transmisi, dan distribusi, serta respons terhadap teknologi baru dalam modernisasi perangkat yang bertugas sebagai tulang punggung kelistrikan sangat diperlukan.

"Langkah-langkah seperti, menambah kapasitas gardu induk dan mengembangkan fasilitas penyimpanan energi seperti baterai besar untuk menyimpan surplus energi dan melepaskannya saat dibutuhkan dapat menjadi solusi," ungkapnya.

Dia juga menyebutkan, pemulihan blackout listrik memerlukan identifikasi penyebab gangguan pada sistem kelistrikan yang membutuhkan waktu karena kompleksitasnya dan dampaknya pada bagian lain sistem.

"Bagi saya PLN telah melakukan langkah yang tepat dengan melakukan penormalan kelistrikan area distribusi secara bertahap untuk menghindari lonjakan beban yang bisa menyebabkan gangguan tambahan," kata Syamsyarief.

"Meskipun memakan waktu, proses ini penting untuk menjaga stabilitas dan keamanan sistem kelistrikan. Perbaikan dan peningkatan sistem, seperti pemeliharaan rutin, percepatan program transmisi, pengembangan penyimpanan energi, dan modernisasi perangkat kelistrikan, diperlukan untuk mencegah kejadian serupa dan meningkatkan respons terhadap gangguan," tambahnya.

Syamsyarief menilai, mengatasi dan mencegah terulangnya Blackout sangat penting. Sebab Blackout sangat berdampak pada semua sektor, baik pemerintahan, termasuk rumah sakit, pendidikan, UMKM, manufaktur, ritel, perkantoran, dan terutama sektor telekomunikasi yang sangat bergantung pada energi listrik.

"Kerugian terjadi pada berbagai sektor ini, mengganggu operasional dan menyebabkan kerugian finansial yang cukup signifikan biarpun terjadi dalam kurang dari 24 jam," ujarnya

Namun, menurutnya, ada juga beberapa pihak yang diuntungkan, seperti penjualan genset dan bisnis hotel serta tempat-tempat makan yang menggunakan genset sebagai suplai cadangan kelistrikan.

"Hal tersebut, menjadi perhatian saya saat berjalan keliling kota Bandar Lampung sekitar pukul 20.00-22.00 WIB dikarenakan masyarakat sangat mengerti bahwa energi listrik sudah merupakan kebutuhan primer," kata Syamsyarief.

Terakhir, ia mengapresiasi untuk rekan-rekan PLN di lapangan yang berusaha memastikan kelistrikan di Pulau Sumatera tetap optimal saat blackout, dan harapannya dapat terus memberikan informasi terupdate kepada masyarakat.

"Jika diperlukan investasi untuk meningkatkan pembangkit listrik, manajemen PLN harus memberi tahu masyarakat. Hal ini untuk memastikan semua dapat menikmati listrik yang ekonomis, layak, dan andal untuk mendukung perekonomian," pungkasnya. (Cha/Put)

Media files:
01hzmasvkbn4vqa2hdw4kr9b8d.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar