Mar 20th 2024, 07:30, by Habib Allbi Ferdian, kumparanSAINS
Kemajuan teknologi telah membuat gaya hidup manusia berubah, banyak dari kita yang duduk di depan komputer maupun TV dalam waktu lama sepanjang hari. Padahal, kegiatan ini bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kematian dini.
Sebuah studi baru yang dilakukan para peneliti dari University of California, San Diego (UCSD), menemukan bahwa duduk dalam waktu lama dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Dalam studi tersebut, peneliti merekrut 5.856 peserta perempuan berusia 63 hingga 99 tahun, mereka diminta mengenakan monitor aktivitas yang dipasang di pinggul selama tujuh hari di awal penelitian. Para peneliti kemudian memantau mereka selama satu dekade, di mana 1.733 partisipan dilaporkan meninggal dunia.
Peneliti kemudian membaca data monitor aktivitas dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk mengetahui berapa lama partisipan duduk dan menghubungkannya dengan risiko kematian. Data menunjukkan bahwa peserta yang duduk lebih dari 11 jam sehari punya risiko kematian 57 persen lebih tinggi selama masa penelitian dibandingkan mereka yang duduk kurang dari sembilan jam sehari.
Lebih mirisnya lagi, menurut studi UCSD, olahraga teratur tidak menghilangkan risiko kesehatan akibat terlalu lama duduk. Risiko kematian masih tetap ada meski seseorang lebih sering berolahraga sedang hingga berat.
Studi lain yang terbit di Science Direct pada 2019 menemukan bahwa lebih sering olahraga tidak menghilangkan risiko penyakit seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke yang disebabkan terlalu lama duduk.
Namun studi ini bertentangan dengan penelitian dari Australia yang dimuat di jurnal BMJ. Studi tersebut menemukan bahwa melakukan antara 9.000 hingga 10.500 langkah per hari bisa menurunkan risiko kematian dini, bahkan pada orang yang sering duduk lama sekali pun.
Temuan yang bertentangan ini dapat dijelaskan oleh monitor aktivitas yang dikenakan di pinggul dalam penelitian UCSD dan di pergelangan tangan dalam studi di Australia. Jadi begini, studi di Australia tidak menggunakan perangkat lunak khusus dalam data monitor aktivitas mereka untuk mengetahui kapan partisipan duduk atau berdiri, sehingga posisi berdiri bisa disalahartikan sebagai duduk.
Misal, saat seorang peserta berdiri, diam selama setengah jam, maka ini dianggap sebagai setengah jam duduk. Sementara bukti dari studi UCSD tampaknya lebih baik, menyoroti perlunya mengurangi duduk.
Studi USCD mengatakan, duduk 11 jam per hari masuk kategori duduk terlalu lama dan bisa meningkatkan risiko kematian dini. Bahkan studi lain menyebut duduk tujuh jam per hari sudah terlalu lama. Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kamu tidak boleh duduk lebih dari 30 menit karena dapat meningkatkan kadar gula darah dan tekanan darah.
Lantas, apa yang bisa dilakukan agar tidak duduk dalam waktu lama?
Meja duduk dapat membantu kita saat bekerja di kantor. Kamu juga bisa sesekali ke luar ruangan saat bekerja atau menelepon, dan melalukan peregangan tubuh. Bisa juga menggunakan timer di smartphone sebagai pengingat ketika kamu duduk terlalu lama. Intinya, coba atur sebisa mungkin agar kamu tidak duduk terlalu lama, sedikit pergerakan dalam tubuhmu sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar