Oct 30th 2023, 19:27, by Rinjani Meisa Hayashi, kumparanNEWS
Tiga pasang capres-cawapres di Pilpres 2024, Anies-Cak Imin, Ganjar-Mahfud, dan Prabowo-Gibran sudah memperlihatkan visi-misi mereka kepada publik. Visi-misi mereka meliputi berbagai bidang, mulai dari kesehatan, hukum, ekonomi, lingkungan, hingga pendidikan.
Kali ini, kumparan mencoba membedah program masing-masing pasangan capres-cawapres di bidang pendidikan. Berikut ini adalah rangkumannnya.
No
Anies-Cak Imin
Ganjar-Mahfud
Prabowo-Gibran
1
Menjadikan Sulawesi sebagai pusat riset dan inovasi di kawasan Timur Indonesia dengan mendorong universitas-universitas yang sebagai universitas riset unggulan
Meningkatkan investasi riset dan inovasi industri unggulan melalui peningkatan anggaran riset dan inovasi (Gross Domestic Expenditure on Research and Development) mencapai 1% dari PDB pada tahun 2029 dengan mendorong sinergi pendanaan pemerintah dan swasta melalui efisiensi pagu anggaran dan penyederhanaan regulasi pendanaan filantropi maupun insentif pajak atau subsidi bagi swasta.
Dana riset dan inovasi akan diupayakan mencapai 1.5-2.0% dari PDB dalam 5 tahun.
2
Kesempatan beasiswa khusus disabilitas semakin banyak
Kesetaraan akses pekerjaan dan upah, pendidikan, pelayanan publik, serta memastikan seluruh infrastruktur publik ramah penyandang disabilitas.
Penguatan kesetaraan gender dan perlindungan hak (termasuk pendidikan) perempuan, anak, serta penyandang disabilitas
3
Membangkitkan budaya sinema dengan memajukan pendidikan formal perfilman serta mendorong tumbuhnya sinema menuju rasio satu layar untuk setiap 100.000 populasi
Perlindungan hak cipta, termasuk hak cipta komunal, dukungan pembiayaan, dan apresiasi karya lokal tradisional.
Pengembangan dana abadi pendidikan, dana abadi pesantren, dana abadi kebudayaan, dan dana abadi lembaga swadaya masyarakat (LSM).
4
Menjamin kesetaraan perempuan dalam memperoleh pendidikan setinggi- tingginya
Memberikan dukungan sumber daya, penghargaan, dan apresiasi nyata kepada budayawan untuk terus berkarya secara kreatif.
Memperluas program pendidikan baik formal maupun non-formal dan pendampingan kepada para pekerja dan komunitas seni akan pentingnya kewirausahaan di bidang seni, budaya, dan kreatif untuk menghasilkan seniman yang berjiwa entrepreneurship.
5
Mempercepat pelaksanaan Wajib Belajar 1+12 tahun dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat;
Transformasi pendidikan termasuk penggunaan tele-education bagi anak Indonesia secara merata, berkualitas, dan produktif, di sekolah negeri dan swasta yang memenuhi persyaratan bantuan dari pemerintah, termasuk bagi santri dan pesantren.
Memberi makan siang dan susu di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil.
6
Meningkatkan kualitas dan kesiapan tenaga kerja melalui penguatan pendidikan vokasi bekerja sama dengan para pelaku industri.
Menyambungkan kebutuhan dunia usaha dengan kurikulum pendidikan, pelatihan disertai dengan dukungan pemagangan yang nyata terhadap sekolah vokasi.
Membenahi kurikulum Perguruan Tinggi, Pendidikan Vokasi dan Politeknik berbasis riset, inovatif, aplikatif, dan inkubasi yang terhubung dengan industr
7
Meningkatkan peran putra-putri daerah sebagai aktor pembangunan melalui peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, pelatihan kerja untuk memajukan kualitas manusia desa, serta akses kesehatan yang berkualitas dan terjangkau;
Program pendidikan dan beasiswa yang mendukung peningkatan SDM digital yang berdaya saing dan peningkatan literasi digital bagi aparatur pemerintah dan seluruh rakyat.
Membangun sekolah-sekolah unggul terintegrasi di setiap kabupaten, dan memperbaiki sekolah-sekolah yang perlu renovasi
8
Semua bisa kuliah karena biaya kuliah murah dengan KIP Kuliah Plus (perluasan penerima manfaat untuk kelompok menengah, yaitu UMR+10%)
Beasiswa akan kami tingkatkan dan perluas, bagi anak-anak muda Indonesia yang siap menjawab tantangan Indonesia ke depan sejalan dengan strategi Pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.
Pengembangan dana abadi pendidikan, dana abadi pesantren, dana abadi kebudayaan, dan dana abadi lembaga swadaya masyarakat (LSM).
9
Kesehatan mental siswa & mahasiswa dijaga
Penyediaan nomor darurat 24 jam 7 hari seminggu bebas biaya dan membentuk lembaga komunikasi krisis untuk menangani masalah kesehatan mental secara responsif dan holistik, dengan membangun pos-pos konseling di semua kampus, layanan kesehatan jiwa di semua puskesmas, dan fasilitas layanan jiwa di seluruh rumah sakit umum.
10
Perundungan/bullying dilarang keras di sekolah
Memberikan pemahaman pentingnya berpihak pada korban serta dukungan anggaran yang nyata kepada satgas anti kekerasan berbasis gender dan perundungan di seluruh lembaga
11
Memasukkan budaya anti-korupsi dalam kurikulum pendidikan nasional.
Mengembangkan budaya bahari dalam sistem pendidikan nasional.
12
Tidak pusing lagi akibat PPDB Zonasi, karena daya tampung sekolah negeri diperbanyak dan sekolah swasta ditingkatkan kualitasnya.
Fokus pada Pengembangan Riset
Anies-Cak Imin, Ganjar-Mahfud, dan Prabowo-Gibran menyebut soal pendanaan riset bagi bidang pendidikan. Selain membicarakan soal dana riset, Anies-Cak Imin menyebut ingin menjadikan Sumatera sebagai pusat riset dan inovasi di kawasan Timur Indonesia.
Sementara itu, Ganjar-Mahfud ingin meningkatkan investasi riset dan inovasi industri unggulan melalui peningkatan anggaran riset dan inovasi (Gross Domestic Expenditure on Research and Development) mencapai 1% dari PDB pada tahun 2029 nantinya.
Berbeda dengan Ganjar, Prabowo-Gibran menargetkan dengan dana riset dan inovasi yang lebih tinggi, yaitu mencapai 1,5-2 persen dari PDB dalam 5 tahun.
Pendidikan untuk Penyandang Disabilitas
Ketiga pasangan juga fokus pada kesetaraan akses terhadap pemenuhan hak pendidikan bagi penyandang disabilitas. Anies-Cak Imin akan memperbanyak beasiswa bagi kelompok disabilitas, Ganjar-Mahfud akan memastikan kesetaraan akses dari upah, pekerjaan, hingga pendidikan bagi kelompok tersebut.
Sementara, Prabowo-Gibran ingin memastikan hak pendidikan bagi perempuan, anak-anak, hingga penyandang disabilitas.
Mengapresiasi Keberadaan Budayawan dan Seniman
Anies-Cak Imin memiliki misi yang ditujukan untuk seniman. Salah satunya adalah keinginan untuk membangkitkan budaya sinema dengan memajukan pendidikan formal perfilman. Selain itu, mereka juga akan mendorong tumbuhnya sinema menuju rasio satu layar untuk setiap 100.000 populasi.
Sementara itu, Ganjar-Mahfud lebih berfokus pada perlindungan hak cipta, termasuk hak cipta komunal, dukungan pembiayaan, dan apresiasi karya lokal tradisional.
Prabowo-Gibran lebih mengutamakan soal pendanaan. Mereka akan mengembangkan dana abadi pendidikan, dana abadi pesantren, dana abadi kebudayaan, hingga dana abadi lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Program Pendidikan untuk Anak-anak
Anies-Cak Imin memiliki keinginan untuk mempercepat pelaksanaan Wajib Belajar 1+12 tahun dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat.
Ganjar-Mahfud ingin mengadakan penggunaan tele-education bagi anak Indonesia secara merata. Berbeda dari keduanya, Prabowo-Gibran memiliki program ingin memberi makan siang dan susu di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil.
Kesehatan Mental dalam Bidang Pendidikan
Pasangan Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud menyebut kesehatan mental di kalangan siswa hingga mahasiswa sebagai hal yang penting dalam bidang pendidikan.
Anies-Cak Imin akan memastikan kesehatan mental pada siswa hingga mahasiswa bisa dijaga. Sementara, Ganjar-Mahfud menyebut akan penyediaan nomor darurat 24 jam 7 hari seminggu bebas biaya dan membentuk lembaga komunikasi krisis untuk menangani masalah kesehatan mental.
Mereka juga akan akan membangun pos-pos konseling di semua kampus hingga rumah sakit umum. Namun, tidak ditemukan kata kunci kesehatan mental terutama pada bidang pendidikan dalam visi-misi Prabowo-Gibran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar