Jul 11th 2023, 10:01, by Aditya Pratama Niagara, kumparanOTO
Direktur Pemasaran 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) bicara peta jalan elektrifikasi Suzuki di Indonesia. Setelah mild hybrid, bakal ada mobil elektrifikasi lain yang akan diluncurkan.
Untuk tahap awal, pabrikan merasa teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) atau mild hybrid dengan harga jual rasional, paling cocok diterapkan di Indonesia saat ini, sebagai upaya menuju netralitas karbon.
"Karena masih proses, makanya perlu edukasi. Bagaimana SHVS berkontribusi terhadap konsumsi bahan bakar dan emisi, ini yang kami sosialisasikan. Misalnya satu orang menghemat satu liter, kalau seribu, bisa seribu liter, inilah implementasinya untuk kemauan bersama sehingga dampaknya besar," katanya di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Setelahnya ketika volume terbentuk dan pemahaman masyarakat akan benefit elektrifikasi terbentuk, Suzuki melangkah ke teknologi yang lebih mutakhir.
"Bisa dalam strong hybrid atau full elektrik. Semua hal tersebut sudah ada di dalam roadmap kami dan sudah dalam proses antara kami, Indonesia dengan prinsipal kami di Jepang. Terlepas model apa dan teknologinya, saya belum bisa kasih info karena berkaitan dengan strategi korporasi," katanya.
Lanjut Donny, bukan hal sulit menawarkan teknologi hybrid yang lebih modern. Sebab Suzuki telah memiliki teknologi Intelligent Hybrid yang kerjanya seri-paralel seperti yang ada di Toyota.
Hanya saja prediksi Donny, kemungkinan penyerapan pasarnya akan kecil lantaran harga jual yang tidak lagi rasional bagi konsumen Suzuki. Visi membentuk volume dan percepatan elektrifikasi akan susah dilakukan.
"Kalau hanya di-absorb 100-200 per bulan ya dampaknya tidak akan signifikan, hanya elemen masyarakat tertentu yang bisa nikmati. Artinya produk yang kami implementasikan harus line-up secara volume jadi back bone kami supaya terjangkau harganya," pungkas Donny.
Pabrikan saat ini tengah berfokus pada penjualan kendaraan mild hybrid berupa Ertiga, XL7, dan Grand Vitara. Ketiganya mengadopsi sistem hybrid yang sama dengan benefit acceleration assist dan pengurangan emisi dari fitur engine auto start-stop.
"Dengan SHVS cukup isi bensin biasa, saat akselerasi ada tambahan tenaga sehingga tak perlu bejek gas dalam sehingga efisiensi bisa didapatkan. Kemudian deselerasi menyimpan energi, saat berhenti total mesin mati kelistrikan tetap menyala. Prinsipnya sederhana kalau dilakukan berulang kan dampaknya signifikan," lanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar