Jun 19th 2023, 00:07, by Moh Fajri, kumparanBISNIS
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membanggakan pencapaian ekonomi Indonesia masih positif setelah dihantam pandemi COVID-19. Ia mengakui pandemi tersebut berdampak besar tak hanya ke sektor kesehatan, tetapi juga perekonomian.
Namun, perlahan tapi pasti, serangan COVID-19 mulai bisa dikendalikan dan membuat perekonomian positif.
"Memang patut kita syukuri alhamdulillah (COVID-19) bisa selesai dan ekonomi kita saat ini tidak jelek-jelek amat, kita kalau di G20 itu masuk papan paling atas, G20 ya negara gede-gede loh ya," kata Jokowi saat acara 1 Dekade Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) di Hotel Salak, Bogor, Minggu (18/6).
Jokowi mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,31 persen di 2022. Sementara di kuartal I 2023 juga angkanya positif di 5,03 persen. Untuk inflasi di Mei ada di 4 persen yang menunjukkan harga-harga bisa dikendalikan.
Jokowi juga menyinggung bagaimana sulitnya ekonomi di Eropa. Ia menyebut ada negara di benua tersebut yang sampai menaikkan harga gas PNG sampai 700 persen. Jokowi merasa kalau kenaikan tersebut diberlakukan di BBM Indonesia, maka akan terjadi demonstrasi.
"Beban masyarakat akan seperti apa supaya bapak, ibu, bisa bayangkan dunia ini sekarang ini mengerikan. Yang namanya Eropa, 20 negara di Eropa sudah masuk secara teknikal masuk ke jurang resesi. Negara gede-gede. Jadi sekali lagi patut kita syukuri (ekonomi Indonesia positif)," ujar Jokowi.
Meski begitu, Jokowi mengingatkan ketidakpastian global masih menghantui. Ia menyebut hal itu membuat ancaman krisis keuangan hingga pangan juga belum bisa dibereskan dalam waktu dekat.
"Mau tidak mau para ahli, para pakar menyampaikan bisa 5 tahun sampai 10 tahun yang akan datang masih belum bisa dipulihkan, baik yang namanya krisis keuangan, baiknya yang namanya krisis pangan mengerikan, negara-negara sudah mulai penduduk kelaparan, harga pangan naik ada yang sampai 2 kali," tutur Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar