Oct 18th 2024, 11:28, by Andreas Gerry Tuwo, kumparanNEWS
Sekutu Barat membahas upaya gencatan senjata di Gaza setelah pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, tewas akibat serangan Israel. Itu dilakukan saat Presiden Amerika Serikat Joe Biden melawat ke Jerman pada Jumat (18/10).
Sinwar merupakan pemimpin Hamas pengganti Ismail Haniyeh yang tewas di Iran pada Juli lalu. Sinwar menjadi buronan nomor satu Zionis karena diduga kuat sebagai dalang serangan ke Israel 7 Oktober 2023 lalu.
Serangan Hamas itu menjadi alasan Israel menggempur Gaza tanpa pandang bulu setahun terakhir. Lebih dari 42 ribu orang tewas akibat serangan Israel yang sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Adapun kematian Sinwar pada Rabu (16/10) dipuji Biden sebagai hari baik. Dia menyebut Sinwar sebagai penghalang utama gencatan senjata dan pelepasan sandera di Gaza.
Setibanya di Jerman, Biden telah dijadwalkan bertemu Kanselir Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan PM Inggris Keir Starmer. Pertemuan di ibu kota Berlin secara khusus membahas konflik Israel melawan Hamas dan Lebanon, perang Ukraina, serta ancaman eskalasi ketegangan melawan Iran.
Dalam komentarnya, Biden mengakui memberi selamat kepada PM Israel Benjamin Netanyahu atas tewasnya Sinwar. Dengan Netanyahu dia kemudian menyinggung pembebasan sandera dan upaya mengakhiri perang di Gaza.
"Saat ini ada kesempatan hari di Gaza usai Hamas tak lagi berkuasa dan sebuah penyelesaian politik untuk masa depan warga Palestina dan warga Israel lebih baik," ucap Biden seperti dikutip dari AFP.
Terpisah, Kanselir Scholz mengakui pertemuan sekutu Barat yang tergabung di NATO secara khusus membahas upaya gencatan senjata.
"Ada proposal dari Presiden Biden dan yang lain untuk seperti apa gencatan senjata dan kami akan mendukung," kata Scholz.
Kematian Sinwar sebagai syuhada tak menyulutkan semangat mereka yang pro-Palestina. Mereka menegaskan, perlawanan terhadap Israel yang mencaplok wilayah Palestina takkan surut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar