May 21st 2024, 07:54, by Habib Allbi Ferdian, kumparanSAINS
Ilmuwan telah mendeteksi adanya mikroplastik di testis manusia dan anjing. Mereka mengatakan, beberapa mikroplastik tertentu diduga bisa berdampak buruk pada kualitas sperma.
Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil kurang dari 5 milimeter, berasal dari penguraian sampah plastik berukuran lebih besar atau dari produk yang mengandung microbeads, seperti kosmetik.
Mikroplastik tersebar luas di lingkungan, mulai dari lautan, tanah, hingga terkandung dalam hujan bahkan udara. Terdapat banyak bukti bahwa mikroplastik tersebar di tubuh manusia. Mikroplastik juga ternyata ditemukan dalam makanan kita.
Bentuk polusi mikroplastik ini telah menarik perhatian Xiaozhong John Yu, profesor di Fakultas Keperawatan University of New Mexico yang mempelajari dampak berbagai faktor lingkungan terhadap sistem reproduksi manusia.
Sebagian besar karyanya berfokus pada bagaimana polutan, seperti logam berat dan pestisida berdampak pada produksi sel sperma dan berkontribusi terhadap penurunan jumlah sperma dalam beberapa tahun terakhir.
Ketika Yu mendengar mikroplastik ditemukan di jaringan plasenta, ia dan timnya mulai penasaran ihwal apakah masalah serupa terjadi pada testis. Mereka juga mulai mempertanyakan apakah mikroplastik ada hubungannya dengan penurunan jumlah sperma atau tidak.
Yu bersama tim dari University of New Mexico kemudian mencoba mencari tahu dengan meneliti 47 testis anjing dan 23 testis manusia. Sampel tersebut diambil selama otopsi. Hasil studi yang terbit di jurnal Toxicological Sciences menunjukkan bahwa peneliti menemukan mikroplastik di setiap individu yang diteliti.
Rata-rata konsentrasi mikroplastik pada jaringan testis anjing adalah 122,63 mikrogram per gram jaringan, sedangkan konsentrasi pada jaringan testis manusia adalah 328,44 mikrogram per gram.
"Awalnya saya ragu apakah mikroplastik bisa menembus sistem reproduksi. Ketika saya pertama kali menerima hasil dari anjing, saya terkejut. Saya bahkan lebih terkejut lagi ketika menerima hasil dari manusia," kata Xiaozhong John Yu, penulis utama studi dan profesor di Fakultas Keperawatan University of New Mexico sebagaimana dikutip IFL Science.
Peneliti tak bisa menghitung sperma dalam sampel manusia karena alasan tertentu, namun mereka dapat menghitung dari sampel anjing. Hasilnya menunjukkan adanya kadar PVC yang lebih tinggi, polimer plastik sintetik yang paling banyak diproduksi ketiga di dunia, dalam jaringan ini berkorelasi dengan jumlah sperma yang lebih rendah.
"PVC dapat melepaskan banyak bahan kimia yang mengganggu spermatogenesis dan mengandung bahan kimia yang menyebabkan gangguan endokrin," jelas Yu.
"Kami memiliki banyak hal yang tidak diketahui. Kita perlu benar-benar melihat potensi dampak jangka panjangnya. Apakah mikroplastik merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penurunan ini?"
Kami tidak ingin menakut-nakuti orang. Kami ingin memberikan data secara ilmiah dan menyadarkan masyarakat bahwa ada banyak mikroplastik. Kita dapat membuat pilihan sendiri untuk menghindari paparan, mengubah gaya hidup, dan mengubah perilaku kita."- Xiaozhong John Yu, profesor di Fakultas Keperawatan University of New Mexico -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar