Indikator merilis survei terbaru terkait 'peta elektoral jelang Pemilu 2024 di Dapil DKI Jakarta III' pada Senin (5/2). Dapil ini meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kabupaten Kepulauan Seribu.
Dapil DKI Jakarta III disebut dapil neraka karena banyak diperebutkan oleh nama besar.
Mereka adalah politisi NasDem Ahmad Sahroni, politisi PKS Adang Daradjatun, politisi PSI Grace Natalie, politikus Golkar Erwin Aksa hingga politikus PAN Pasha Ungu.
Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan di antara nama-nama caleg populer, Ahmad Sahroni yang terkenal dengan julukan "Crazy Rich Tanjung Priok" potensial meraih suara terbesar di dapil neraka ini.
Ia menyebut, pertarungan antarcaleg di dapil ini masih ketat dan sengit karena selisih antarcaleg populer dalam rentang kesalahan yang ditoleransi secara akademik 3,2%.
"Kami melakukan simulasi surat suara partai, di mana seluruh nama calon dari setiap partai kami tunjukkan, sesuai dengan nomor urut masing-masing partai dan calon partai," kata Burhanuddin, Senin (5/2).
"Hasilnya, Ahmad Sahroni ada di posisi pertama dengan tingkat keterpilihan calon sekitar 8,2%. Perolehan suara NasDem di dapil ini sebagian besar berasal dari warga yang mendukung Sahroni," tutur dia.
Jangan Lupakan Parliamentary Threshold
Indikator menuturkan, di belakang Sahroni ada Erwin Aksa dari Golkar dengan elektabilitas sekitar 6,7%. Lalu ada Charles Honoris dari PDIP dengan 5,8% dan Adang Daradjatun dari PKS sekitar 5%.
Sementara Darmadi Durianto dari PDIP meraih 4,4%, Grace Natalie dari PSI sekitar 3,2% dan nama-nama lain di bawah 3%.
"Namun perlu diingat, sepopuler apa pun caleg jika partainya gagal melampaui parliamentary threshold secara nasional, maka ia takkan lolos ke Senayan. Apalagi untuk mendapat kursi suara akumulatif partai dan caleg sangat krusial peranannya," ujar Guru Besar Ilmu Politik FISIP UIN Jakarta ini.
Indikator mengatakan, selisih antarcaleg populer sangat tipis dalam rentang margin of error. Hasil survei menunjukkan Sahoni menjadi caleg dengan tingkat kedikenalan paling tinggi di Dapil DKI III.
Namun demikian, nama-nama caleg populer di dapil DKI Jakarta III tidak boleh berleha-leha karena masih ada jarak waktu sebelum hari pencoblosan pada 14 Februari.
"Jangan lupa, survei diadakan hingga 31 Januari 2024. Selisih elektabilitas antarpartai dan caleg juga sangat tipis dan dalam margin of error. Jadi masih ada kesempatan bagi partai atau caleg-caleg lain untuk mengejar ketertinggalan mereka," kata Burhanuddin.
Survei Indikator digelar pada 25-31 Januari 2024. Total ada 1.000 responden dengan margin of error ±3,2% pada tingkat kepercayaan 95.
Sampel berasal dari seluruh kabupaten/kota di Dapil DKI Jakarta III yang terdistribusi secara proporsional. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar