Aug 15th 2023, 19:09, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS
Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri, menyebutkan kebijakan pemerintah untuk menunda izin (moratorium) pembangunan smelter yang memproduksi nikel kelas 2 dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) hanya sebatas imbauan.
Smelter yang memproses nikel kelas dua, saprolit, melalui metode pirometalurgi ini akan dibatasi pemerintah karena hasil produksinya yakni nickel pig iron (NPI), feronikel, dan nickel matte, dengan produk akhir stainless steel sudah terlampau banyak.
Sementara itu, pemerintah ingin mendorong hilirisasi nikel di Indonesia minimal tercapai 60-70 persen, termasuk untuk baterai kendaraan listrik yang membutuhkan teknologi smelter berbeda, yaitu High-Pressure Acid Leach (HPAL).
Faisal menilai, Kementerian ESDM sebagai pihak yang memberikan izin pembangunan smelter RKEF hanya sebatas mengimbau agar tidak ada investasi baru.
"Saya sedih itu ya, Menteri ESDM cuma bisa mengimbau, kita sudah over exploitation yaudah izin jangan ditandatangan, jangan dikasih, kok ini cuma imbauan. Itu pertanyaan mendasarnya," ujarnya saat diskusi OTW 2024 lembaga survei KedaiKOPI, Selasa (15/8).
Dia menuturkan, eksploitasi pertambangan nikel terjadi secara masif sejak pemerintahan Presiden Jokowi. Buktinya, pada tahun 2014 produksi nikel hanya 160 ribu ton, melonjak hingga 1,6 juta ton pada tahun 2022.
Akibatnya, kata dia, muncul kekhawatiran sumber daya nikel habis karena pengerukan besar-besaran tersebut. Bahkan Kementerian ESDM memprediksi cadangan nikel di Indonesia bakal habis dalam 13 tahun mendatang.
Nikel itu kalau dibiarkan seperti ini dalam 13 tahun habis, dan Kementerian ESDM itu perwakilan pemerintah bilangnya mengimbau tidak ada lagi investasi, baru mengimbau, karena yang berkuasa bukan ESDM tapi Pak Luhut," tegas Faisal.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Septian Hario Seto, memastikan pemerintah sudah melakukan moratorium smelter RKEF, meski pada dasarnya pengajuan izin sudah semakin minim.
"Sekarang technically kita belum mengeluarkan permit (izin) baru buat NPI smelter. Tapi sekarang secara market orang juga enggak bikin NPI baru karena harganya jeblok," ungkapnya saat ditemui di kompleks parlemen, Jumat (9/6).
Seto menuturkan, harga NPI sedang rendah karena kelebihan pasokan (oversupply) imbas dari melemahnya permintaan global. Dia memprediksi kondisi ini bisa berlangsung setahun ke depan.
"(Harga jeblok) ya oversupply, itu salah satunya tapi karena global demand-nya turun signifikan, ya mungkin setahunan kali ya kondisi turunnya," kata dia.
Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, sudah ada 34 perusahaan smelter nikel yang beroperasi di Indonesia dengan metode pirometalurgi. Sementara tercatat ada 17 smelter yang masih konstruksi dan 6 masih dalam tahap uji kelayakan (feasibility study/FS).
Saat ini, produksi NPI dan feronikel dari smelter pirometalurgi di Tanah Air mencapai 27 juta ton per tahun dan total kapasitas produksi stainless steel mencapai 31,66 juta ton per tahun. Sementara total investasi smelter tersebut di tahun 2022 mencapai USD 11 miliar atau setara Rp 163,69 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar