Search This Blog

Mengintip Cara Kerja Eksplorasi Migas di Indonesia

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Mengintip Cara Kerja Eksplorasi Migas di Indonesia
Jun 5th 2024, 18:11, by Kartika Pamujiningtyas, kumparanBISNIS

Proses eksplorasi migas untuk mencari sumber daya energi yang potensial demi menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional. Foto: Pertamina
Proses eksplorasi migas untuk mencari sumber daya energi yang potensial demi menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional. Foto: Pertamina

Minyak dan gas bumi (migas) sejak dulu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik rumah tangga, industri, pembangkit listrik, hingga bahan bakar transportasi. Dilansir laman Kementerian ESDM, hingga tahun 2050 mendatang, pemanfaatan migas masih berperan penting dalam mengamankan pasokan energi nasional.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), energi dan migas berkontribusi memenuhi lebih dari 40 persen dari kebutuhan energi nasional.

Bahkan gas bumi masih digunakan sebagai energi transisi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060. Pemerintah pun menargetkan untuk memproduksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) gas bumi pada 2033.

Nah, di balik banyaknya manfaat migas bagi kepentingan masyarakat, ternyata butuh proses yang cukup panjang untuk mendapatkannya. Demi mendapatkan sumber migas, terlebih dahulu dilakukan proses eksplorasi migas. Apa itu?

Apa itu Eksplorasi Migas?

Eksplorasi migas merupakan kegiatan yang bertujuan mencari cadangan hidrokarbon seperti minyak dan gas dalam perut bumi yang berasal dari proses pelapukan jasad renik hewan dan tumbuhan selama berjuta-juta tahun.

Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina, pun terus melakukan upaya eksplorasi secara masif sebagai bentuk berkontribusi untuk mencapai ketahanan energi nasional. Langkah tersebut tentunya dilakukan dengan selalu mengedepankan aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE).

Pada 2023, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina, berhasil mencatatkan produksi minyak sebesar 566 ribu barel per hari (MBOPD), serta produksi gas 2.766 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara 1.044 ribu barel minyak per hari (MBOEPD).

Angka tersebut mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari tahun 2021 atau 10,12 persen dari tahun 2022; serta peningkatan produksi gas 5,77 persen dari tahun 2021 atau 5,40 persen dari tahun 2022.

PHE juga telah menyelesaikan pengeboran 20 sumur eksplorasi, 799 sumur pengembangan, 835 workover, 32.589 well services, serta melakukan survei Seismik 3D sepanjang 1.512 km2.

Tahap-tahap Eksplorasi Migas

Agar sukses menemukan cadangan migas di perut bumi, proses eksplorasi pun harus melewati banyak tahap. Sebab, cadangan migas tidak dapat dilihat langsung secara kasat mata.

Di Indonesia, cadangan migas umumnya ditemukan di cekungan sedimen yang terletak di belakang busur vulkanik, serta di cekungan tepi benua. Oleh karena itu, proses eksplorasi pun dilakukan dengan berbagai studi atau kajian.

Proses eksplorasi migas untuk mencari sumber daya energi yang potensial demi menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional. Foto: Pertamina
Proses eksplorasi migas untuk mencari sumber daya energi yang potensial demi menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional. Foto: Pertamina

1. Perencanaan Pencarian Migas

Pada tahap awal eksplorasi, badan usaha yang telah memperoleh kontrak kerja sama akan memulai tahapan eksplorasi dengan perencanaan pencarian, berupa penyelidikan awal berdasarkan lokasi ditemukannya potensi cadangan migas.

Proses tersebut lalu dilanjutkan pemetaan, survei, hingga akhirnya dilakukan pengeboran.

2. Pemetaan geologi dan geofisika

Setelah menemukan lokasi yang potensial, proses eksplorasi dilanjutkan dengan studi geologi dan geofisika. Proses ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai struktur tanah, memetakan sebaran batuan, jenis batuan, dan mengetahui kandungan mineral di dalam tanah.

Pemetaan dilakukan dari permukaan hingga kedalaman beberapa kilometer, tergantung luas dan target area. Nantinya, hasil yang didapat digunakan sebagai bahan acuan saat proses survei seismik.

3. Survei Seismik

Survei seismik dilakukan untuk mengobservasi objek bawah permukaan bumi. Dilansir laman resmi Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Universitas Indonesia (IATMI), survei ini dilakukan dengan memanfaatkan sifat pemantulan gelombang elastik yang dihasilkan dari sumber seismik.

Di darat, getaran yang diperoleh dapat dilakukan dengan vibroseis atau dinamit yang ditanam pada kedalaman tertentu. Sedangkan di laut, getaran yang diperoleh berupa air gun melalui pelepasan tekanan.

Melalui kegiatan seismik ini, keadaan di bawah tanah dapat direkonstruksi menjadi gambar 2D maupun 3D, lalu digunakan sebagai acuan pada proses eksplorasi selanjutnya.

3. Proses produksi migas

Bila eksplorasi berhasil, maka akan diketahui kadar hidrokarbon (minyak dan/atau gas bumi), sifat batuan (porositas dan permeabilitas), serta kandungan migas. Ketika migas berhasil ditemukan, tahapan selanjutnya adalah proses pengeboran sumur produksi.

Nah, proses produksi ini akan dibagi lagi menjadi tiga tahap, yaitu primary recovery, secondary recovery, dan tertiary recovery.

- Primary recovery adalah cara memproduksi sumur secara alamiah dengan tekanan reservoir yang ada menggunakan pompa, baik pompa angguk maupun pompa submersible, atau dengan gas lift. Tujuannya agar kolom fluida lebih ringan sehingga minyak bisa mengalir.

- Secondary recovery dilakukan dengan pendorongan air atau pendorongan gas.

- Tertiary recovery dilakukan dengan cara menginjeksikan air yang sudah ditambahkan zat kimia berupa polimer atau surfaktan, menginjeksikan gas yang larut dalam minyak, menginjeksikan uap air untuk menurunkan viskositas, membakar sebagian minyak, atau menginjeksikan mikroba.

Proses Eksplorasi Pertamina Hulu Energi

Dalam bidang eksplorasi, PHE telah mencapai total temuan sumber daya 2C sebesar 488 juta barel minyak ekuivalen (MMBOE), atau 68 persen lebih tinggi dari target. Selama 2 tahun terakhir, PHE juga berhasil mendapatkan temuan signifikan melalui kegiatan eksplorasi di blok eksisting, antara lain temuan eksplorasi di R-2 (Offshore Aceh), Wilela (Sumatera Selatan), GQX-1 (Offshore Jawa Barat), East Akasia Cinta-001 (Jawa Barat) dan East Pondok Aren-001 (Jawa Barat), Manpatu 1-X (Kalimantan), dan Wolai kompleks (Sulawesi).

Proses Eksplorasi Pertamina Hulu Energi. Foto: Pertamina
Proses Eksplorasi Pertamina Hulu Energi. Foto: Pertamina

Hingga saat ini, PHE telah berhasil melakukan salah satu proyek strategis pengeboran sumur Migas Non Konvensional (MNK) yang berada di Lapangan Gulamo, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau pada akhir Juli 2023.

PHE juga menjalankan berbagai macam strategi untuk meningkatkan produksi, antara lain menambahkan 10 persen Participating Interest di Irak dan perpanjangan kontrak MLN Algeria.

PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang baik di dalam dan luar negeri demi mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan migas kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance. Hasilnya, per 27 April 2024, PHE sukses mendapatkan rating sebesar 22.5 atau medium risk di bidang Environment, Social, Governance (ESG), serta peringkat kesembilan dari 309 produsen minyak dan gas secara global.

Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio

Media files:
01hzm160hv44ybv2pjj1fht3vk.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar