Search This Blog

Berkali-kali Ingin Menyerah, Tanpa Sadar Sudah Melangkah Sejauh Ini

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Berkali-kali Ingin Menyerah, Tanpa Sadar Sudah Melangkah Sejauh Ini
Jun 10th 2024, 08:51, by Widi RH Pradana, Widi RH Pradana

Ilustrasi dua orang pria sedang duduk. Foto: Pixabay
Ilustrasi dua orang pria sedang duduk. Foto: Pixabay

"Aku capek banget. Rasanya enggak kuat lagi buat lanjutin hidup," kata kawanku tiba-tiba.

Pekan kemarin, dia tiba-tiba datang ke Jogja. Kami adalah kawan lama sejak kuliah. Sudah tiga tahun lebih kami tak pernah bertemu. Setelah lulus kuliah, Jogja sama sekali tak masuk dalam daftarnya sebagai tempat untuk mencari penghidupan.

Kata dia, Jogja itu cuma cocok buat liburan dan kuliah, tapi tidak untuk mencari duit.

Selama tiga tahun itu, dia sudah pindah ke empat kota (itu baru yang aku tahu). Bahkan beberapa di antaranya sampai di luar Jawa. Dari kota ke kota, tentu yang dia cari adalah pendapatan yang besar dengan lingkungan kerja yang suportif. Sayangnya itu tak pernah dia dapat.

Di perusahaan yang satu, teman kerjanya yang toksik. Pindah perusahaan giliran atasannya toksik. Pindah lagi, ternyata bosnya mafia kelas kakap. Giliran lingkungan kerjanya bagus, tinggal gajinya yang kecil.

"Kerja bukanya kaya, malah utang yang makin banyak," lanjutnya.

Situasinya makin berat, karena orang tuanya kini sedang sakit parah. Di saat bersamaan, pacarnya (juga keluarga pacarnya) mendesak terus untuk nikah.

"Tiga juta cukup enggak ya buat nikah?" tanya dia.

Tentu, pertanyaan itu bukan untuk dijawab. Manusia IQ 70 juga tahu kalau Rp 3 juta buat bayar katering saja kurang.

Aku menyodorkan bungkus rokok padanya. Dia ambil sebatang, menyulut, mengisap, lalu mengembuskan asapnya ke langit-langit kamar. Hal sama juga aku lakukan.

"Kau masih inget waktu kita masih sering naik gunung?" tanyaku.

"Iya, udah lama banget," jawabnya.

"Inget enggak, berapa banyak kita ingin nyerah sepanjang perjalanan?" kataku.

"Hampir tiap langkah rasanya ingin nyerah," jawabnya bersamaan dengan asap rokok yang keluar dari lubang hidungnya.

"Dan ternyata tahu-tahu kita sampai puncak kan? Entah gimana caranya, kita cuma mikir melangkah. Selangkah demi selangkah," kataku.

"Iya juga ya. Aku pikir-pikir, kita hidup juga gitu. Entah berapa kali rasanya ingin mati, tapi enggak kerasa udah sampai sini aja," timpalnya.

"Waktu SD kita ingin mati gara-gara PR matematika. Waktu SMP atau SMA ingin mati gara-gara patah hati di cinta pertama. Waktu kuliah ingin mati gara-gara laporan praktikum sama skripsi. Tapi malem ini kita masih ngobrol, ngerokok bareng, belum mati," sambungku.

"Bener, berkali-kali kita ingin menyerah, enggak sadar kita sudah melangkah sejauh ini" kata dia.

"Entah berapa kali sesuatu terjadi enggak kayak yang kita rencanakan. Bahkan lebih banyak yang enggak sesuai rencana. Tapi enggak masalah juga kan?"

Kami berdua tertawa. Dalam banyak hal, kami memang sama-sama langganan gagal. Dan itu tak masalah.

Saat dia pulang, aku menyarankannya satu lagu untuk dia dengar di dalam kereta. Satu lagu yang sering membuatku tak jadi menyerah menjalani semua ini. Lagu itu dinyanyikan FSTVLST, judulnya Gas.

Sebagian liriknya akan kupakai untuk menutup cerita tak jelas ini.

....

Mengingat bagaimana ini bermula saat sudah sejauh ini jalannya

Sudah berangkat semenjak pagi merah tertelan bulat di cakrawala senja

Bergegas terburu dan tergesa menjadi hafalan diluar kepala

Rapal lirih larik-larik doa hirup dan hembuskan cita-cita

Sementara dalam rasa tak ada yang salah dan semua baik-baik saja

Sebenarnya dalam paham bukanlah ini rencananya

Berjalan tak seperti rencana

Adalah jalan yang sudah biasa

Dan jalan satu-satunya

Jalani sebaik-baiknya

....

Media files:
01hzyshjmnzed54rfjkx62w8bt.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts