May 16th 2024, 19:17, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS
Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono (ketiga kiri) berbincang dengan Menteri Air dan Sanitasi Sinegal Mansour Faye (kiri), Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon (kanan) usai pembukaan Kick-off Meeting World Water Forum ke-10. Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Sebanyak delapan kepala negara dipastikan hadir dalam perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, pada 18-25 Mei 2024. Adapun para kepala negara itu berasal dari Indonesia, Timur Leste, Fiji, Tajikistan, Srilanka, Hungaria dan Maroko.
"Jadi peserta itu ada delapan kepala negara yang hadir (yaitu) Indonesia Timur Leste, Fiji Tajikistan, Srilanka, Hungaria dan Maroko," kata Ketua Harian Panitia Nasional Penyelenggara WWF ke-10 Basuki Hadimuljono usai rakor di Bali, Kamis (16/5).
Sejumlah pejabat negara lain yang hadir adalah Perdana Menteri Malaysia, Papua Nugini, dan Slokavia. Utusan Presiden Belanda, Prancis dan Uni Emirat Arab. Selain itu, ada 105 menteri dari 132 negara dan sejumlah organisasi internasional dipastikan hadir.
Basuki mencatat total sudah 13 ribu peserta terdaftar, yang di antaranya terdiri dari 2.900 peserta nasional, 2.000 peserta internasional dan 1.630 panitia.
Tema "Water for Shared Prosperity" pada World Water Forum ke-10 diharapkan dapat mewujudkan tujuan bersama yaitu air untuk kesejahteraan bersama melalui pemahaman dan pemecahan masalah terkait isu air global.
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan sekaligus membuka acara Kick-off Meeting World Water Forum ke-10 secara daring di Balai Sidang Jakarta Convention Center, Rabu(15/2/2023). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
WWF ini akan membagi tiga forum sesi dengan 238 diskusi tentang air untuk kesejahteraan masyarakat. WWF juga akan menjadi ajang negara-negara mengelar pameran tentang konservasi air. Beberapa negara di antaranya adalah Jepang, Korea Selatan, China, Prancis, Saudi Arabia dan lain sebagainya.
"Negara masing-masing akan memamerkan pengelolaan sumber daya air, misalnya di Asia Tengah dia enggak ada hujan tapi snow, bagaimana mengelola lelehan snow itu menjadi air," katanya.
Para peserta juga diharapkan saling berbagi informasi tentang teknologi pengelolaan sumber daya air. "Jadi saling memberikan informasi tentang teknologi yang terakhir dalam pengelolaan sumber daya air, termasuk yang organisasi-organisasi termasuk teknologi peralatan untuk sumber daya air," sambungnya.
Beberapa poin yang bakal dibawa dalam forum ini adalah Center of Excellence on Water and Climate Resilience (membentuk badan baru mengurus pembangunan sektor air dan dampak perubahan iklim), Mainstream integrated water management in small islands (managemen pengelolaan air di pulau kecil) dan menetapkan World Lake Days atau Hari Danau Sedunia. Poin-poin dalam forum itu nantinya akan dideklarasikan kemudian diserahkan ke PBB. Harapannya, isu krisis air bersih dan perubahan iklim menjadi agenda di PBB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar