Mar 14th 2023, 14:09, by Gitario Vista Inasis, kumparanTRAVEL
Usai liburan rasanya kurang afdal jika tak berburu oleh-oleh dari destinasi wisata yang kamu sambangi. Selain sebagai kenang-kenangan, suvenir juga bisa jadi buah tangan bagi kamu yang ingin memberikannya ke keluarga atau orang terdekat.
Meski demikian, ternyata ada kalanya kamu harus hati-hati saat membeli suvenir, kalau tak mau bernasib sial seperti pria satu ini. Bagaimana tidak? Bukannya untung malah buntung, pria tersebut malah harus membayar denda gegara suvenir yang ia beli. Duh!
Dilansir news.com.au, seorang penumpang kapal pesiar harus menelan pil pahit setelah didenda hingga 3.300 dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 50,7 juta rupiah oleh pemerintah Australia. Pria yang tidak disebutkan namanya tersebut tersandung masalah setibanya di Brisbane International Cruise Terminal, karena suvenir yang ia beli dari Selandia Baru.
Ia diduga melanggar aturan undang-undang biosecurity Australia, karena membawa dua tanaman hidup, tempurung kelapa, polong biji, pinang, batang sawi, kerang, koral, dan bahan tanaman kering.
Menurut departemen pertanian, perikanan, dan kehutanan Pemerintah Australia, pria tersebut tidak menyatakan tanamanya di kartu penumpang, sehingga ia harus didenda hingga 3.300 dolar AS.
Denda Pertama yang Dikenakan untuk Turis Usai Pandemi
Menariknya, Wakil Sekretaris Biosecurity dan Kepatuhan Departemen Dr Chris Locke, mengatakan ini adalah denda pertama yang diberikan sejak pembatasan internasional dibuka lagi usai pandemi.
Meski demikian, ia mengatakan bahwa insiden ini harus jadi pengingat bagi seluruh turis yang melakukan perjalanan ke negara lain.
"Sungguh luar biasa memiliki kapal pesiar kembali ke pelabuhan kami, tetapi kami tidak ingin siapa pun pulang dengan lebih dari yang mereka tawar dengan melanggar undang-undang keamanan hayati kami," kata Locke.
Locke menambahkan, Australia menjadi salah satu negara yang cukup ketat dalam urusan barang turis yang masuk dan keluar.
"Australia merupakan tempat yang unik. Perlindungan lingkungan dan satwa liar kita yang berharga adalah alasan mengapa kami sangat waspada dalam hal biosekuriti," tutur Locke.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap orang di atas kapal pesiar turun dengan kenangan indah, bukan pelanggaran atau hama atau penyakit yang berpotensi merusak tanaman, hewan, dan sistem pertanian Australia," lanjutnya.
Jika kamu bertanya-tanya mengapa Australia begitu ketat, itu karena sebagian besar hama dan penyakit biasanya ditemukan di tanaman.
"Bahan tanaman sangat menarik bagi sejumlah besar hama dan penyakit, termasuk artropoda, nematoda, bakteri, jamur, virus dan viroid yang memberi makan, hidup dan bereproduksi di dalam tanaman untuk waktu yang lama," kata Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia.
"Ada juga potensi penyakit biosekuriti hewan yang signifikan terkait dengan produk tanaman, termasuk penyakit kaki dan mulut, demam babi Afrika, yang merupakan patogen prioritas tinggi untuk Australia," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar