Serangan geng di Guayaquil, Ekuador, menewaskan enam orang. Peristiwa ini terjadi pada Senin (19/6) dini hari waktu setempat.
Kolonel polisi Marcelo Castillo mengatakan, serangan ini juga melukai 6 orang dan kondisinya stabil. Dia mengatakan penyerangan ini dilakukan di kawasan padat penduduk.
"Empat atau lima orang keluar dan melepaskan tembakan bahkan dengan beberapa orang di jalan," kata Castillo dikutip dari AFP, Selasa (20/6).
"Ini murni pembalasan atas tindakan kekerasan sebelumnya. Mereka saling membunuh tanpa ampun," ujar Castillo.
Dua minggu lalu, seorang polisi dan empat orang lainnya tewas serta delapan lainnya luka-luka ketika tiga pria melepaskan tembakan di sebuah rumah di Guayaquil.
Serangan semacam ini semakin sering terjadi di Ekuador, terutama di Guayaquil, karena geng-geng yang bersaing memperebutkan pasar dan jalur narkoba di jalan-jalan dan penjara.
Lebih dari 420 tahanan tewas dalam pertempuran kelompok kriminal yang bersaing di penjara Ekuador sejak Februari 2021, beberapa di antaranya dipenggal.
Guayaquil, di pantai Pasifik selatan Ekuador, adalah kota terbesar di negara itu, pelabuhan terbesar dan pusat ekonomi, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi pusat perang wilayah yang semakin berdarah.
Lokasi kota pelabuhan menjadikannya titik peluncuran yang strategis untuk pengiriman obat-obatan ke Amerika Serikat dan Eropa.
Ekuador terletak di antara Kolombia dan Peru, penghasil kokain terbesar di dunia. Negara itu juga, nyaman untuk kartel, menggunakan dolar AS sebagai mata uangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar